MEPERTAHANKAN DAN
MENINGKATKAN
KEMENANGAN PERANG DI BULAN SYAWAL
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang tua dan muda semoga selalu dalam kasih sayang Allah.
Aku akan memberikan gambaran salah satu tahapan
dalam suatu peperangan, sebab
perang mempunyai tahapan-tahapan
yang runut dan rumit. Tahapan terakhir ketika sasaran telah direbut dengan
gemilang para pelaku meneriakan “AKU MENANG DAN AKU BERHASIL” Panglima
perang yang cerdas tidak diam setelah
meneriakan kemenangan tetapi melakukan
tahapan baru, pertama segera konsolidasi dan kedua meningkatkan hasil yang
telah dicapai.
Petunjuk lapangan memberikan uraian
bahwa tindakan-tindakan dalam konsolidasi meliputi
tindakan keamanan, mengadakan pengintaian-pengintaian, memperbaiki komunikasi
dengan sebuah lini, penempatan kembali senajata bantuan. Tindakan–tindakan administratif
meliputi yang luka dan gugur, menyusun kembali pasukan, menambah munisi dan
alat-alat peralatan yang rusak. Sedangkan untuk memperbesar hasil petunjuk
lapangan memberi arahan bahwa meningkatkan hasil adalah salah tahapan berikut dengan
tujuan untuk mencegah musuh kembali pertahanannya atau untuk memukul mundur
serta menghancurkannya.
Saudaraku yang sedang merayakan kemenangan di bulan
Syawal.
Ketika bulan Ramadhan usai, dan bulan Syawal tiba berbondong-bondong
kaum muslim merayakan kemenangan perang melawan hawa nafsu dengan menggemakan
takbir, tahmid dan tahlil. Bersyukur kepada Allah Swt, menyebutkan-nyebutkan
kebesaranNya, memuji Nya setinggi-tingginya, menyatakan tunduk atas semua keputusannya dengan mengakui Keesaan
Nya. Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali kepada Allah. Tidak ada yang
patut dimintai perlindungan dan pertolongan kecuali kepada Allah. Dan mengakui
bahwa kemenangan yang diperoleh hanya
dengan pertolongan Allah. Inilah sikap muslim sejati menang dalam arti mampu
melaksanakan perintahNya dan menang dalam menundukan hawa nafsunya
untuk memperoleh ke ridhaan Allah.
Layaknya seorang serdadu bila
menang perang segera adakan konsolidasi tidak ada waktu luang untuk menghadapi
musuh selanjutnya. Pernyataan “Saya telah
berhasil dan menang perang di bulan
Ramadhan ” pernyataan yang mudah, tetapi
sedikit yang berpegang
teguh dengan pernyataan itu. Maka tidak ada anjuran yang tepat segera
konsolidasi artinya segera bermuhasabah. Saat ini di bulan Syawal adalah waktu yang tepat evaluasi diri dan
meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu
yang terjadi dalam diri kita Sangat diajurkan untuk
memeriksa kembali amalan-amalan di bulan Ramadhan, sebagai berikut
1. Di mulai dengan menghisab diri dari amalan-amalan yang
fardhu selama bulan Ramadhan. Kemudian di susul dengan amalan-amalan sunnah
yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Hal ini menjadi penting supaya pernyataan kita
menang tidak menjadi pernyataan kosong tanpa isi
2.
Menghisab diri dari amalan-amalan yang di larang Allah, sebab
kita tahu bahwa banyak orang menyatakan saya berpuasa tetapi kemaksiatan masih
dilakukan. Menghisab diri atas tingkah laku gerakan anggota badan, ucapan
lisan, langkah kaki, sentuhan dan pukulan, kenapa dan karena siapa serta
bagaimana semua itu di kerjakan. Kalau ini
masih dilakukan maka puasa akan menjadi
sia-sia. Sebaliknya selama bulan Ramadhan semua kemaksiatan dapat
ditinggalkan maka desahkan didalam hati
dan lafalkan dengan lembut “ALHAMDULILLAH” anda memang dapat predikat “TAKWA”
Saudaraku
yang selalu bertakwa.
Ramadhan boleh
lewat, tetapi perang tetap belum usai selama hayat masih dikandung badan. Syaitan,
hawa nafsu terus melakukan serangan
setiap ada kesempatan. Syaitan melakukan perang gerilya jika kita lengah maka
kita diserang jika kita waspada syaitan akan tunggang langgang.Oleh karena itu
moment bulan Syawal amalan-amalan harus ditingkatkan sebab Syawal sendiri
berarti peningkatan. Artinya bulan Syawalan ini amalan-amalan di bulan Ramadhan
terus dilanjutkan dengan metoda yang lain. Kecuali shalat fardhu tidak boleh
berubah. Sesuai dengan doktrin perang keberhasilan satu tahap harus dilanjutkan
dengan tahap berikut yaitu meningkat hasil kemenangan. Tidak ada dalam kamus
manapun selesai satu pekerjaan final dan selesai. Oleh karena itu pada bulan Syawal kita tingkatkan hasil selam
Bulan Ramadhan. Peningkatan dan pemeliharaan amal saleh dibulan Syawal berubah
bentuk namun hakekatnya sama yaitu menjadi manusia yang taqwa, amalan-amalan
yang dapat dilaksanakan antara lain
:
1.
Bila di bulan Ramadhan manusia diwajibkan berpuasa selama
sebulan penuh maka dibulan Syawal sangat dianjurkan puasa sunat Syawal selama 6 hari dan pada bulan
berikutnya dilakukan puasa sunat dalam berbagai variasi seperti puasa Senin dan
Kamis atau 3 hari dipertengahan bulan. Kita pedomani sebuah hadits tentang puasa di luar bulan
Ramadhan Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. dikabarkan bahwa aku
pernah berkata akan selalu salat qiyam, akan berpuasa pada siang harinya sepanjang
hidupku. Kemudian Rasulullah saw. bertanya: Betulkah engkau pernah bilang
demikian? Aku menjawab: Betul, aku pernah mengatakannya, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh engkau tidak akan mampu melakukan yang
demikian. Oleh karena itu berpuasalah dan juga berbukalah. Tidurlah dan bangun
malamlah. Berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan. Sebab, satu kebajikan itu
nilainya sama dengan sepuluh kebajikan. Dan yang demikian itu (puasa tiga hari
dalam tiap bulan) nilainya sama dengan puasa satu tahun. Lalu aku katakan
kepada Rasulullah saw: Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu. Beliau
bersabda: Berpuasalah sehari dan tidak puasa dua hari. Aku katakan kepada
beliau: Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah saw. bersabda: Jika
begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itu adalah puasa nabi Daud
as. dan itulah puasa yang tengah-tengah. Kemudian aku berkata: Sungguh aku
mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada yang lebih
utama dari itu. Abdullah bin Amru ra. berkata: Aku terima tiga hari sebagaimana
yang dikatakan Rasulullah saw. adalah lebih aku sukai dari istri dan hartaku.
(Shahih Muslim No.1962)
2. Pada
bulan Ramadhan, sholat tarawih merupakan ibadah sunat yang dilakukan secara
terus menerus, maka dibulan lain sangat
dianjurkan sholat malam, di dalam suatu riwayat Rasulullah saw bersabda : “Wahai manusia ! Tebarkanlah akan salam,
berikan makanan ke-pada orang yang lapar, sambungkan tali kasih sayang diantara
sesama manusia dan bergiatlah sembahyang dimalam hari dikala manusia sedang
asyik tidur, supaya kamu memasuki syurga dengan kesejahteraan
(HR Al Turmudzy, Ibnu Majah dan Al Hakim dari
Abdullah ibn Salam )
3.
Di
bulan Ramadhan amalan yang dianjurkan
adalah memperbanyak sedekah dan diwajibkan untuk mengeluarkan zakat baik zakat
mal maupun zakat fithrah. Sedekah tidak
terbatas dibulan Ramadhan saja tetapi bersedekah sangat dianjurkan sepanjang tahun,
At Thabrani dan Ahmad meriwayatkan, Rasulullah
Saw, ditanya, “Apa sedekah itu, wahai
Rasulullah ” Beliau menjawab. “pahala yang dilipat gandakan dan disisi Allah
ada tambahan “ lalu beliau membaca ; .
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.Dan Allah
menyem-pitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Qs Al Baqarah : 245 )
4.
Tiap
malam bulan Ramadhan membaca Alquran
dilakukan secara tekun dan teratur baik secara perorangan dan kelompok dan
diikuti dengan acara khataman. Membaca
Alquran perlu dikekalkan dalam kehidupan
setiap Muslim baik dibulan Ramadhan maupun dibulan lain. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Darul
Quthni dari Anas r.a, Rasulullah Saw memerintahkan : “Perbanyaklah membaca Alquran di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah
yang tak ada orang membaca Alquran, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di
rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa
sempit dan susah.”
Saudaraku
kekasih Al;lah
Amalan
yang dapat dilaksanakan sebagai wujud keberhasilan gembelengan Ramadhan masih
banyak, alangkah kelirunya bila dibulan Syawal kualitas dan kuantitas amalan menjadi menurun.
Hal ini bertentangan dengan pengertian Syawal itu sendiri yaitu peningkatan. Oleh
karena itu mari kita tingkatkan amalan yang pernah kita laksanakan di bulan
Ramadhan dengan sebaik-baiknya
Semoga
kita terus memenangkan perang kapan saja dan dimana saja
Sebagai penutup mari kita berdoa
Wahai
Allah ! Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, shalat malam kami,
khusyu’ kami, kerendahan hati kami, ibadah kami dan sempurnakanlah kekurangan
kami.
“Ya Rabb, janganlah
Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk
kepada kami.”
Amin ya Robbal ‘Alamin
Wallahu a’lam bishawab