Kamis, 31 Oktober 2013

JANGAN SOMBONG





JANGAN SOMBONG

Bismillahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Segala puji bagi Allah seru sekali alam Kepunyaan Allah lah  segala  yang  ada  di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan. Shola-wat dan salam semoga dilimpahkan  kepda nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga,  sahabat-nya  dan seluruh pengikutnya
Saudaraku yang diberkahi dan dirahmati Allah
Berhati-hatilah saudaraku, jangan sampai sifat sombong melekat dalam diri. Sebab salah satu sumber malapetaka di dunia yang dapat menimbulkan disharmoni antara bangsa, antara kelompok dan antara individu adalah tabiat sombong atau angkuh. Yang termasuk kesombongan atau keangkuhan, yaitu merasa berbangga diri, atau merasa dirinya megah, menolak suatu kebaikan yang disodorkan, atau yang melakukan kesesatan.

Dalam kehidupan sehari-hari  mungkin diantara kita menceritakan tentang kesuksesan maka dia mengatakan 'aku', kalau tidak karena ”aku” maka pekerjaan ini tidak terjadi. Selama aku pegang tampuk pimpinan semua program dapat dilaksanakan. Dan yang lebih parah lagi bagai calon pemimpin dalam baliho menyatakan dirinya terpercaya, merakyat, religius dan sebagainya. Tentunya terselip pernyataan ”akulah yang terbaik” oleh karena itu pilihlah aku. Jika seseorang mengatakan untuk dirinya sendiri yang terbaik dan terhebat inilah yang disebut sombong
Ada satu kisah sederhana dalam  sebuah hadits tentang orang sombong, karena kesombongannya dia pun merasakan akibatnya di dunia, ” Dari Salamah bin al-Akwa' r.a. bahawasanya ada seorang lelaki makan di sisi Rasulullah saw. dengan menggunakan tangan kirinya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Makanlah dengan menggunakan tangan kananmu." Orang itu berkata: "Saya tidak dapat makan sedemikian itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Tidak dapat engkau?" Ia berbuat sedemikian itu tidak ada yang mendorongnya, melainkan kesombongannya juga. Salamah berkata: "Orang itu akhirnya benar-benar tidak dapat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya," yakni tangannya terus cacat untuk selama-lamanya, sebab tidak dapat digunakan apa-apa. (Riwayat Muslim)
Saudaraku yang dirahmati Allah, untuk membahas lebih lanjut tentang sombong kita periksa di dalam Al Qur”an. Dikisahkan dalam Al Qur’an bahwa makhluk yang pertama kali mengucapkan kata 'aku' dengan penuh kesombongan dan perasaan tinggi hati adalah iblis.  Tatkala Allah Swt memerintahkan iblis bersujud kepada Adam as, ia menolaknya dengan congkak sembari berkata,
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan engkau menciptakannya dari tanah."
( Qs Al A`raaf : 12).
Kata 'aku' meluncur dari mulut iblis sebagai ungkapan pengagungan dan penyucian diri sendiri di hadapan Allah yang menciptakannya. Meskipun dia mengakui bahwa dirinya hanyalah makhluk yang diciptakan, nyatanya ia membangkang, menyanjung dirinya dan melupakan karunia Penciptanya. Karena sikap iblis ini, sering muncul sebuah ungkapan bahwa tidak ada seorang pun yang memuji dirinya sendiri, kecuali yang menyerupai makhluk terkutuk itu.
Saudaraku jangan sombong, jangan menghinakan orang lain,    sombong adalah bagian dari sifat syetan yang terkutuk. Dalam Al Qur’an dan sunnah berulang-ulang diingatkan manusia menjauhi sifat sombong, sebab sombong berakibat dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Allah Swt berfirman :
  • Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan  angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs Luqman : 18)
  •  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (Qs An Nisaa : 36)
  • (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong". (Qs Al Mu’min 76)
Rasulullah Saw bersabda :
 Allah Swt berfirman (dalam hadits Qudi). Kebesaran itu adalah sarungku, dan kesombongan itu adalah selendangku. Maka barangsiapa yang m-lawan Aku dengan keduanya itu akan kumasukannya kedalam neraka (Riwayat Ahmad dan Abu Daud)
Orang yang sombong dalam perjalanannya, dan berbangga diri tentang dirinya, dia nanti akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan mendapatkan kemurkaannya (Riwayat Ahmad dan Bukhari)
 Orang-orang yang kejam lagi sombong, nanti pada hari kiamat akan dihimpun seperti semut paling kecil yang diinjak-injak oleh manusia dengan mendapatkan kehinaan dari mereka dari segala tempat.
Dari Hadits Abu Hurairah, Yang pertama dari tiga kelompok yang akan masuk neraka yaitu (1) Amir (pejabat yang kejam) (2) Orang kaya yang tidak mengeluarkan Zakat (3) Orang miskin yang menyombongkan diri.
Tidak masuk surga, barangsiapa di dalam hatinya seberat atom dari kesombongan (Hadits shahih)
Demikianlah bahaya kesombongan yang dijelaskan dalam Al qur'an dan sunnah. Oleh karena itu hindari  penyebutan kata 'aku' yang diiringi perasaan bangga diri. Para ulama suluk sering menyebutnya sebagai salah satu penghancur (muhlikat) kehidupan manusia. Rasa keakuan bukan tidak mungkin menghinggapi para ulama, orang-orang pandai, para da’i yang menyatakan dirinya suci. Pada hal Allah pun telah melarangnya dengan tegas dalam firman-Nya,
"...maka, janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa."(Qs An Najm: 32).
Dengan demikian, kata 'aku' dengan muatan keagungan, pujian, dan ketinggian tidaklah pantas jika dinisbatkan kepada diri sendiri. Kata itu hanya layak bagi Allah SWT, sang pencipta semesta alam ini.
Wallahu  ‘alam bish shawab




Tidak ada komentar:

Posting Komentar