AN NAMIEMAH
DALAM AJANG PEMILIHAN
PRESIDEN
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang tua dan
muda semoga selalu dalam kasih sayang Allah.
Dalam
suasana pemilihan presiden perilaku An Namiemah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, perbuatan tersebut dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Sebab tim sukses kedua belah pihak pasti menolak jika dituduh
melakukan namiemah. Tetapi kenyataan namiemah terus bergulir dalam
berbagai media baik media cetak maupun elektronik. Mungkin merupakan tujuan
tertentu yang ingin membuat bangsa ini terpecah dan hancur.
Apa itu An
Namiemah. Pengertian an namiemah
yaitu menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keadaan seseorang atau
mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan maksud mengadu domba
antara mereka atau memfitnahnya. Secara
sederhana an namiemah adalah melakukan fitnah antara satu kelompok kepada kelompok lain atau dapat juga dialkukan satu orang kepada orang lain. Akibat fitnah
sangat luar biasa yaitu kebencian yang amat sangat, dapat berakibat pemutusan
silaturahim dan yang pasti memperbanyak musuh.
Terdapat beberapa alasan mengapa orang yang
melakukan fitnah antara lain :
1.
Iri /
dengki terhadap
teman atau kelompok yang sukses, oleh karena itu dia memfitnah
orang lain dengan menyebarkan berita bohong untuk menjatuhkan orang lain. Jika
orang difitnah mendapatkan kalah atau hancur maka dirinya merasa puas.
2.
Menonjolkan dirinya sendiri. dan merasa dirinya unggul dari yang lain,
orang lain tidak boleh diatas dirinya. Dirinya yang paling kaya, paling pandai
dan jika ada orang yang lain akan melebihinya maka dilemparkan gerita negatif untuk menjatuhkan orang itu dengan cara apapun dari yang paling halus sampai
dengan yang paling kasar.
3.
Orang yang mempunyai sifat munafik, yang selalu tidak senang adanya
ketenteraman baik ketentraman pribadi
maupun ketentraman masyarakat termasuk ketenteraman negara. Rasulullah Saw bersabda : “Tanda seorang munafik
itu ada 3 (tiga), jika berkata-kata dusta, jika berjanji menyalahi janji, jika
diamanati dia khianat. (HR Bukhari dan
Muslim).
Saudaraku yang dirahmati Allah
Hindari melakukan fitnah, sebab perbuatan ini sangat
tidak disenangi Allah Swt dan Rasulullah saw ,
Allah Swt berfirman :
“Dan janganlah kamu ikuti
setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke
mari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas
lagi banyak dosa.”
(Qs
Al-Qalam: 10-12)
Rasulullah Saw bersabda :
- Diriwayatkan dari Huzaifah r.a katanya: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak masuk Syurga orang yang suka menabur fitnah
- Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a katanya: Ketika Rasulullah s.a.w melalui dua buah kubur, baginda bersabda: Ingatlah, se-sungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, tetapi bukan karena melakukan dosa besar. Seorangnya disiksa karena dulunya dia suka membuat fitnah dan seorang lagi disiksa kerana tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya,
- Nabi Saw bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, saling bermusuhan, dan janganlah kamu menjual barang serupa yang sedang ditawarkan saudaramu kepada orang lain, dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)
Ajaran Islam menuntun, bagaimana menghadapi orang yang suka
mengadu domba. Sikap yang dapat kita lakukan sebagai berikut :
1. Tidak membenarkan
perkataannya. karena
tukang namimah adalah orang fasik.
2. Mencegahnya dari
perbuatan tersebut, menasehatinya dan mencela perbuatannya.
3.
Membencinya karena
Allah, karena ia adalah orang yang dibenci di sisi Allah. Maka wajib membenci
orang yang dibenci oleh Allah.
4.
Tidak berprasangka
buruk kepada saudaranya yang dikomentari negatif oleh pelaku namimah.
5. Tidak memata-matai
atau mencari-cari aib saudaranya dikarenakan namimah yang didengarnya.
6. Tidak membiarkan
dirinya ikut melakukan namimah tersebut, sedangkan dirinya sendiri melarangnya.
Janganlah ia menyebarkan perkataan namimah itu dengan mengatakan, “Fulan telah
menyampaikan padaku begini dan begini.” Dengan begitu ia telah menjadi tukang
namimah karena ia telah melakukan perkara yang dilarang tersebut.”.
Peristiwa namiemah telah pernah
terjadi dalam perjalanan hidup Rasulullah Saw, dan diingatkan oleh Allah
dengan firman Nya :
Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil ba-hagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (Qs An Nur: 11)
Ibnu Katsir menjelaskan dengan tafsirnya yang
panjang tentang ayat ini. Diberitakan
oleh Abdullah bin Ubay bin Salul tokoh munafik
yang terkenal, menyebarkan berita bohong bahwa Aisyah isteri nabi Saw melakukan perbuatan yang tidak pantas. Berita ini disebarkan demikian luas sehingga nabi sendiri
jadi ragu akan kebenarannya, namun demikian nabi Saw tidak mengambil tindakan
apapun kecuali berdoa kepada Allah. Tidak berapa lama Allah menuntun beliau dengan menurunkan ayat diatas dan beberapa ayat berikut,
sehingga Rasulullah Saw yakin akan kesucian isterinya dan kebohongan
berita tersebut. Dari kisah ini Rasulullah Saw
memberikan contoh bagaimana
menghadapi berita bohong seperti
penjelasan diatas.
Dalam suasana pemilihan presiden, kita harus
menghindari perbuatan fitnah, kebohongan
dan ghibah. Jika ada orang yang melakukan fitnah sebaiknya kita diam tidak
menambah atau mengurangi berita tersebut ataupun ikut menyebarkan. Kalau ikut menyebarkan
maka berarti anda ikut melakukan an namiemah
Pemilihan Presiden akan
dilaksanakan pada bulan Ramadhan ini adalah saat yang tepat untuk senantiasa
berakhlak mulia, dan menghindari perbuatan tercela salah satunya adlah an-namiemah.
Akhlak mulia yang dituntunkan Rasulullah SAW, beliau bersabda : “ Kamu akan
saya jamin masuk surga jika mampu mengindahkan
6 (enam) perkara : (1) jika berkata benar/jujur; (2) apabila berjanji
ditepati; (3) apabila diberi amanah segera tunaikan; (4) jagalah kehormatanmu
(kemaluanmu); (5) tundukanlah pandanganmu
(dari hal-hal yang mendatangkan dosa dan maksiat; (6) hentikanlah
lancang tanganmu. (HR Ahmad dari ‘Ubadah bin Shamid)
Semoga Allah
Ta’ala selalu melindungi kita dari kejahatan lisan kita dan tidak memasukkan
kita ke dalam golongan manusia yang merugi di akhirat dikarenakan lisan yang tidak
terjaga,
Mari kita berdoa :
“Allahumma inni a’uudzubika min syarri
sam’ii wa min syarri bashori wa min syarri lisaanii wa min syarri maniyyii.”
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadamu dari kejahatan pendengaranku, penglihatanku, lisanku, hatiku dan
kejahatan maniku.)
Wallahu ‘alam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar