ENYAHLAH, BURUK SANGKA
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku
dimana saja, semoga dalam berkah dan rahmat Allah SWT
Aku ingin sekedar berpesan dalam pesan singkat.
Bahwa manusia
dalam mengarungi kehidupan di dunia ini
banyak bentuk ujian yang menerpa manusia baik secara fisik dan non fisik. Layaknya
seperti pelaut yang mengarungi lautan luas kadang ditemuinya badak, gekombang
besar yang hampir
mengkaramkan
kapalnya. Dan pada suatu
gelombang mereda dan dinikmati pelayaran yang indah laut yang biru
berkilauan, sepanjang
mata memandang bagai laut yang tidak bertepi, alangkah indahnya pelayaran ini.
Itulah kehidupan. Menghadapi ujian kehidupan ternyata ada manusia yang tetap
berpegang teguh kepada tali Allah dan ada yang tergelincir dimulai dengan dosa
kecil kemudian membesar layaknya noda hitam setitik demi setitik kemudian menutup hatinya sehingga
sirnalah keimanan dari dirinya.
Dan kemudian
hatinya penuh dengan buruk sangka kepada
Allah Swt dan berburuk sangka kepada manusia lain
Buruk
sangka kepada Allah merupakan bukti kelemahan iman dan bodohnya seseorang
terhadap hak Allah serta tidak memberi pengagungan kepadaNya dengan sebaik-baik
pengagungan. Sebagian orang menyangka Allah sebagaimana menyangka makhluk,
bahwa Allah tidak mampu mengabulkan segala keinginannya sehingga dia tidak
memohon kepada Allah kecuali sedikit sekali. Maha Tinggi Allah dari apa yang
mereka sangka.
Buruk
sangka kepada Allah merupakan penyakit hati yang paling besar. Diantara manusia
ada yang berburuk sangka tentang bagaimana rezeki yang didapatkannya. Dia lebih
percaya kepada apa yang ditangan manusia
ketimbang yang ada di tangan
Allah Swt. Bila terjadi musibah atau bencana pada dirinya, segera timbul
respons pada dirinya mengapa hal ini terjadi pada dirinya, Dia menyangka bahwa
Tuhan telah menghukumnya dan menuduh Tuhan tidak adil.. Allah Swt mencela orang orang-orang berburuk
sangka kepadaNya dan menyebutkannya sebagai perbuatan merugi, dan berdosa sebagaimana firmanNya :
“Dan
yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu,
prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang
yang merugi. (Qs Fushshilat :23)
"Hai
sekalian orang-orang yang beriman, jauhilah sebahagian banyak dari prasangka
itu sebab sesungguhnya sebahagian dan prasangka itu adalah dosa." ( Qs a!-Hujurat : 12)
Saudaraku yang dirahmati Allah.
Bagaimana
berburuk sangka terhadap manusia? Tuntunan Islam sangat melarang berburuk sangka
terhadap manusia. Allah Swt berfirman :
Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al Hujuraat : 12).
Ibnu
Katsir menafsirkan ayat ini, “ Allah Swt melarang hamba-hamba Nya yang beriman
banyak berprasangka, yaitu melakukan tuduhan dan sangkaan buruk terhadap
keluarga, kerabat, dan orang lain tidak pada tempatnya, sebab sebagi-an dari
prasangka itu adalah murni perbuatan dosa. Diriwayatkan kepada kami dari Amirul
Mukminin Umar bin Khaththab bahwa beliau mengatakan : “ Berprasangka baiklah
terhadap tuturan yang keluar dari mulut saudaramu yang beriman, sedang kamu
sendiri mendapati adanya kemungkinan tuturan itu mengandung kebaikan
Saudaraku, katakan, “Enyahlah, buruk sangka dari diriku".
Inilah
sikap seorang yang beriman kepada Allah, rubahlah buruk sangka dengan baik
sangka kepada Allah maupun kepada manusia. Dalam hadits Qudsi dari Abu Hurairah
ra, : Rasulullah Saw bersabda , “Allah
ta’ala berfirman,” Aku menurut sangka
hambaKu terhadap Aku dan aku bersamanya, bila ia mengingat Aku dalam dirinya
maka Aku mengingatnya di dalam diri Ku, dan bila ia mengingat Aku di dalam
orang-orang terkemuka yang lebih baik dari mereka, bila ia mendekat kepadaKu
sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan bila ia mendekat kepada Ku
sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa, bila ia datang kepadaKU dengan
berjalan maka Aku datang kepada nya dengan berlari-lari kecil.
Bila
manusia berbaik sangka terhadap manusia lain maka akan terjadi saling
menguntungkan, seperti saling percaya, saling mendukung, saling menghormati dan
pada puncaknya terjadi silaturahmi. Dan ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah
Saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin diperpanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan
ditolakan darinya kematian yang buruk, hendaklah dia bertakwa kepada Allah dan
menyambungkan silaturahmi.
Wallahu
‘alam
bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar