Sabtu, 31 Mei 2014

ENYAHLAH, BURUK SANGKA



ENYAHLAH,  BURUK SANGKA

Bismillaahirrahmanirrahiim

(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku dimana saja, semoga dalam berkah dan rahmat Allah SWT
Aku ingin sekedar  berpesan dalam pesan singkat.
Bahwa manusia dalam mengarungi kehidupan  di dunia ini banyak bentuk ujian yang menerpa manusia baik secara fisik dan non fisik. Layaknya seperti pelaut yang mengarungi lautan luas kadang ditemuinya badak, gekombang besar yang hampir mengkaramkan kapalnya. Dan pada suatu gelombang mereda dan dinikmati pelayaran yang indah  laut yang biru berkilauan, sepanjang mata memandang bagai laut yang tidak bertepi, alangkah indahnya pelayaran ini. Itulah kehidupan. Menghadapi ujian kehidupan ternyata ada manusia yang tetap berpegang teguh kepada tali Allah dan ada yang tergelincir dimulai dengan dosa kecil kemudian membesar layaknya noda hitam setitik  demi setitik kemudian menutup hatinya sehingga sirnalah keimanan dari dirinya. 
Dan kemudian hatinya penuh dengan  buruk sangka kepada Allah Swt dan berburuk sangka kepada manusia lain  
Buruk sangka kepada Allah merupakan bukti kelemahan iman dan bodohnya seseorang terhadap hak Allah serta tidak memberi pengagungan kepadaNya dengan sebaik-baik pengagungan. Sebagian orang menyangka Allah sebagaimana menyangka makhluk, bahwa Allah tidak mampu mengabulkan segala keinginannya sehingga dia tidak memohon kepada Allah kecuali sedikit sekali. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sangka.
Buruk sangka kepada Allah merupakan penyakit hati yang paling besar. Diantara manusia ada yang berburuk sangka tentang bagaimana rezeki yang didapatkannya. Dia lebih percaya kepada apa yang ditangan manusia  ketimbang yang ada di tangan  Allah Swt. Bila terjadi musibah atau bencana pada dirinya, segera timbul respons pada dirinya mengapa hal ini terjadi pada dirinya, Dia menyangka bahwa Tuhan telah menghukumnya dan menuduh Tuhan tidak adil..  Allah Swt mencela orang orang-orang berburuk sangka kepadaNya dan menyebutkannya sebagai perbuatan merugi, dan berdosa sebagaimana firmanNya :
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.  (Qs Fushshilat :23)
"Hai sekalian orang-orang yang beriman, jauhilah sebahagian banyak dari prasangka itu sebab sesungguhnya sebahagian dan prasangka itu adalah dosa." ( Qs a!-Hujurat : 12)
Saudaraku yang dirahmati Allah.
Bagaimana berburuk sangka terhadap manusia? Tuntunan Islam sangat melarang berburuk sangka terhadap manusia. Allah Swt berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.  (Al Hujuraat : 12).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, “ Allah Swt melarang hamba-hamba Nya yang beriman banyak berprasangka, yaitu melakukan tuduhan dan sangkaan buruk terhadap keluarga, kerabat, dan orang lain tidak pada tempatnya, sebab sebagi-an dari prasangka itu adalah murni perbuatan dosa. Diriwayatkan kepada kami dari Amirul Mukminin Umar bin Khaththab bahwa beliau mengatakan : “ Berprasangka baiklah terhadap tuturan yang keluar dari mulut saudaramu yang beriman, sedang kamu sendiri mendapati adanya kemungkinan tuturan itu mengandung kebaikan
Saudaraku, katakan, “Enyahlah, buruk sangka dari diriku".
Inilah sikap seorang yang beriman kepada Allah, rubahlah buruk sangka dengan baik sangka kepada Allah maupun kepada manusia. Dalam hadits Qudsi dari Abu Hurairah ra, : Rasulullah Saw bersabda , “Allah ta’ala berfirman,” Aku menurut sangka hambaKu terhadap Aku dan aku bersamanya, bila ia mengingat Aku dalam dirinya maka Aku mengingatnya di dalam diri Ku, dan bila ia mengingat Aku di dalam orang-orang terkemuka yang lebih baik dari mereka, bila ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan bila ia mendekat kepada Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa, bila ia datang kepadaKU dengan berjalan maka Aku datang kepada nya dengan berlari-lari kecil.
Bila manusia berbaik sangka terhadap manusia lain maka akan terjadi saling menguntungkan, seperti saling percaya, saling mendukung, saling menghormati dan pada puncaknya terjadi silaturahmi. Dan ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin diperpanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan ditolakan darinya kematian yang buruk, hendaklah dia bertakwa kepada Allah dan menyambungkan silaturahmi.
Wallahu ‘alam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar