Rabu, 30 Oktober 2013

MUSLIM KAFFAH




MUSLIM KAFFAH

Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)


Saudaraku yang seiman.

Menjadi muslim kaffah sangat sering dibicarakan dalam berbagai kajian. Karena para da’i, ustadz menyaksikan fenomena yang menarik dalam kehidupan umat sehari-hari dalam melaksanakan ajaran Islam. Disatu sisi tampak kepatuhan yang amat sangat   melaksanakan syari’at tetapi disisi lain meninggalkannya bahkan melakukan hal  yang bertentangan dengan syar’iat. Jika melaksanakan ibadah, memilih ibadah yang disukai, ringan dan mudah  tanpa mempedulikan tuntunan yang ditentukan oleh Allah Swt baik dalam Al Quran dan sunnah. Allah Swt mengingatkan bahwa jika kita menyatakan orang beriman harus kaffah artinya keseluruhan tidak sepotong-potong. Allah Swt berfirman, “

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(Qs Al Baqarah : 208)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan : “Allah ta’ala memerintahkan kepada hamba-hambanya yang beriman lagi membenarkan Rasul Nya agar mereka memegang seluruh tali Islam dan syariatnya serta menjalankan segala syariatnya dan meninggalkan segala larangannya se maksimall mungkin. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan”  artinya, jauhilah apa-apa yang diperintahkan setan  kepada keburukan, kekejian agar kamu mengatakan mengenai Allah apa-apa yang kamu tidak ketahui dan sesungguhnya setan itu menyeret   pengikutnya  agar  mereka menjadi penghuni neraka sa’ir.

Saudaraku, semoga selalu petunjuk Allah

Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Jika kita mengakui sebagai orang beriman, maka setiap gerak tubuh dan desah nafas kita dalam dalam hubungan berbangsa bernegara dan bermasyarakat seharusnya berperilaku sebagai mana dituntun dalam ajaran agama Islam. Kemudian  jika setiap muslim dalam wadah NKRI, ingin mewujudkan cita-cita negara seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maka dia harus menjadi muslim kaffah. Untuk itu haruslah dimulai dari membangun dari diri sendiri yaitu setiap muslim melaksanakan tuntunan agama secara total. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sebagian besar adalah muslim maka mau atau tidak mau, suka atau tidak suka maka kepribadian muslim harus mengemuka dalam segala bentuk dan dinamika pembangunan negara.

Untuk menjadi muslim kaffah, menurut Dr Ahmad Umar Hasyim  dalam bukunya “Menjadi Muslim Kaffah” terdapat  6 dasar menjadi kepribadian muslim  menuju  Muslim kaffah, kemudian diikuti dengan berbagai sikap lahir dan bathin  sebagai implementasi dasar diatas. Dasar-dasar adalah :

1.   Akidah. Membangun kepribadian seorang Muslim didasari akidah yang benar (haq), yang berdiri diatas keimanan yang benar. Tidak bercampur sedikitpun dengan syirik dalam bentuk apapun sebagai perwujudan yang dilafazkan  :

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (Qs Al Faatihah: 5)

2.   Teladan yang baik. Untuk menjadi teladan setiap Muslim  terlebih dahulu harus meneladani perilaku Rasulullah Saw.  Allah Swt berfirman : 

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu  (Al Ahzab : 21)

Perilaku Rasulullah Saw adalah perilaku Al Qur’an, setiap gerak  setiap langkah dalam tuntunan Allah. Dan bila diteladani oleh setiap muslim maka dia  menjadi teladan bagi muslim yang lain bahkan bagi umat yang lain

3. Berilmu. Bagaimana seorang Muslim dapat menjadi kaffah bila tidak berilmu. Dengan ilmu dia membedakan mana yang bathil dan mana yang haq. Ilmu adalah titik penting untuk menjadi Muslim kaffah. Allah swt berfirman : “

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(Qs Al ‘Ankabuut : 43)

4.   Ibadah. Pelaksanaan ibadah bagi muslim merupakan pilar-pilar yang menguatkan Islam, dan keselarasan antara amal dan akidah. Ibadah membuahkan perilaku yang benar serta akhlak yang lurus.  Bentuk ibadah dalam Islam sangat banyak jika dikerjakan secara keseluruhan maka diri seorang Muslim tidak muncul sesuatu, kecuali  kebenaran, dan tak melakukan apapun, kecuali kebajikan.

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (Qs Al An’aam :162)

5.   Amal. Seorang Muslim yang hidup ditengah masyarakat   bekerja apapun, untuk memajukan taraf hidupnya, sesungguhnya dia sudah beramal. Apalagi setiap kegiatannya diniatkan karena Allah dan berdasarkan syari’at. Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di anta-ra kalian, jika ia melakukan pekerjaan maka ia menyempurnakannya Dan Allah Swt berfirman : “

Apabila telah ditunaikan  shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karuni Allah  (Qs Al Al jumu’ah : 10)
               
6.   Jihad. Seorang muslim adalah pemberani. Hatinya tidak pernah takut, apalagi menjadi pengecut. Dalam hatinya  ada keyakinan kuat tidak pernah goyah, bahwa ia memilih hidup mulia, walau nantinya ia harus menjadi syahid. Jihad tidak diartikan sekedar maju kemedan perang tetapi jihad melawan nafsu yang timbul dari dirinya. juga bagian dari jihad. Hal ini menunjukan dia  adalah Muslim yang kaffah. Allah berfirman :

‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar
 (Qs Al Hujuraat : 15)

Rasulullah saw bersabda : ‘Tidak ada Hijrah selepas pembukaan Ko-ta Mekah, tetapi yang masih ada ialah jihad dan niat. Apabila kamu diminta berjihad, maka lakukanlah

Demikian 6 hal yang mendasar untuk menjadi Muslim kaffah, kemudian akan diikuti dengan berbagai perilaku yang menunjukan ke Islaman.

Semoga kita dapat melaksanakan ajaran islam secara total untuk menggapai ridho Allah

Wallahu a’lam bish shawab
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar