MUSLIM KAFFAH
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang seiman.
Menjadi muslim kaffah sangat sering dibicarakan dalam berbagai kajian.
Karena para da’i, ustadz menyaksikan fenomena yang menarik dalam kehidupan umat
sehari-hari dalam melaksanakan ajaran Islam. Disatu sisi tampak kepatuhan yang
amat sangat melaksanakan syari’at
tetapi disisi lain meninggalkannya bahkan melakukan hal yang bertentangan dengan syar’iat. Jika melaksanakan ibadah, memilih
ibadah yang disukai, ringan dan mudah
tanpa mempedulikan tuntunan yang ditentukan oleh Allah Swt baik dalam Al
Quran dan sunnah. Allah Swt mengingatkan bahwa jika kita menyatakan orang beriman harus
kaffah artinya keseluruhan tidak sepotong-potong. Allah Swt berfirman, “
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(Qs Al Baqarah : 208)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan : “Allah ta’ala memerintahkan
kepada hamba-hambanya yang beriman lagi membenarkan Rasul Nya agar mereka
memegang seluruh tali Islam dan syariatnya serta menjalankan segala syariatnya
dan meninggalkan segala larangannya se maksimall mungkin. “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan” artinya, jauhilah apa-apa yang
diperintahkan setan kepada keburukan,
kekejian agar kamu mengatakan mengenai Allah apa-apa yang kamu tidak ketahui
dan sesungguhnya setan itu menyeret
pengikutnya agar mereka menjadi penghuni neraka sa’ir.
Saudaraku, semoga selalu petunjuk Allah
Ajaran Islam
bersifat menyeluruh yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Jika kita mengakui sebagai orang beriman, maka setiap gerak tubuh dan desah
nafas kita dalam dalam hubungan berbangsa bernegara dan bermasyarakat seharusnya
berperilaku sebagai mana dituntun dalam ajaran agama Islam. Kemudian jika setiap muslim dalam wadah NKRI, ingin mewujudkan
cita-cita negara seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945
maka dia harus menjadi muslim kaffah. Untuk itu haruslah dimulai dari membangun dari diri
sendiri yaitu setiap muslim melaksanakan tuntunan agama secara total. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sebagian
besar adalah muslim maka mau atau tidak mau, suka atau tidak suka maka
kepribadian muslim harus mengemuka dalam segala bentuk dan dinamika pembangunan
negara.
Untuk menjadi
muslim kaffah, menurut Dr Ahmad Umar Hasyim
dalam bukunya “Menjadi Muslim Kaffah” terdapat 6 dasar menjadi kepribadian muslim menuju
Muslim kaffah, kemudian diikuti dengan berbagai sikap lahir dan bathin sebagai implementasi dasar diatas.
Dasar-dasar adalah :
1. Akidah. Membangun kepribadian
seorang Muslim didasari akidah yang benar (haq), yang berdiri diatas keimanan
yang benar. Tidak bercampur sedikitpun dengan syirik dalam bentuk apapun
sebagai perwujudan yang dilafazkan :
Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (Qs Al Faatihah: 5)
2.
Teladan
yang baik.
Untuk menjadi teladan setiap Muslim terlebih
dahulu harus meneladani perilaku Rasulullah Saw. Allah Swt berfirman : “
Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (Al Ahzab : 21)
Perilaku Rasulullah Saw
adalah perilaku Al Qur’an, setiap gerak
setiap langkah dalam tuntunan Allah. Dan bila diteladani oleh setiap muslim
maka dia menjadi teladan bagi muslim
yang lain bahkan bagi umat yang lain
3. Berilmu. Bagaimana seorang Muslim
dapat menjadi kaffah bila tidak berilmu. Dengan ilmu dia membedakan mana yang
bathil dan mana yang haq. Ilmu adalah titik penting untuk menjadi Muslim
kaffah. Allah swt berfirman : “
Dan perumpamaan-perumpamaan
ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang
yang berilmu.
(Qs Al ‘Ankabuut : 43)
4. Ibadah. Pelaksanaan ibadah bagi
muslim merupakan pilar-pilar yang menguatkan Islam, dan keselarasan antara amal
dan akidah. Ibadah membuahkan perilaku yang benar serta akhlak yang lurus. Bentuk ibadah dalam Islam sangat banyak jika
dikerjakan secara keseluruhan maka diri seorang Muslim tidak muncul sesuatu,
kecuali kebenaran, dan tak melakukan apapun,
kecuali kebajikan.
Katakanlah:
"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, (Qs Al An’aam :162)
5. Amal. Seorang Muslim yang hidup
ditengah masyarakat bekerja apapun,
untuk memajukan taraf hidupnya, sesungguhnya dia sudah beramal. Apalagi setiap
kegiatannya diniatkan karena Allah dan berdasarkan syari’at. Rasulullah Saw
bersabda : “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di anta-ra kalian, jika
ia melakukan pekerjaan maka ia menyempurnakannya Dan Allah Swt berfirman :
“
Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karuni Allah
(Qs Al Al jumu’ah : 10)
6. Jihad. Seorang muslim adalah
pemberani. Hatinya tidak pernah takut, apalagi menjadi pengecut. Dalam
hatinya ada keyakinan kuat tidak pernah
goyah, bahwa ia memilih hidup mulia, walau nantinya ia harus menjadi syahid.
Jihad tidak diartikan sekedar maju kemedan perang tetapi jihad melawan nafsu
yang timbul dari dirinya. juga bagian dari jihad. Hal ini menunjukan dia adalah Muslim yang kaffah. Allah berfirman :
‘Sesungguhnya orang-orang
yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar
(Qs Al Hujuraat : 15)
Rasulullah saw bersabda : ‘Tidak
ada Hijrah selepas pembukaan Ko-ta Mekah, tetapi yang masih ada ialah jihad
dan niat. Apabila kamu diminta berjihad, maka lakukanlah
Demikian 6 hal
yang mendasar untuk menjadi Muslim kaffah, kemudian akan diikuti dengan berbagai
perilaku yang menunjukan ke Islaman.
Semoga
kita dapat melaksanakan ajaran islam secara total untuk menggapai ridho Allah
Wallahu a’lam
bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar