Kamis, 30 Agustus 2012

MEMELIHARA IMAN


Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saudaraku yang tua dan muda semoga selalu dalam kasih sayang Allah.
Aku berbagi pesan tentang memelihara iman. Sebab sering terjadi kita mendengar pernyataan “Saya telah beriman” pernyataan yang mudah, tetapi  sedikit  sekali yang   berpegang  teguh    dengan pernyataan itu.  Sebab gelombang kehidupan akan menerpa setiap anak manusia mulai dari kelahirannya sampai tiba hari kematiannya. Keimanan layaknya tanaman  makin dipelihara dia makin subur, jika dia dibiarkan maka dia pasti akan layu dan kemudian mati. Kondisi keimanan bagi setiap orang berbeda-beda kadang-kadang dia menunjukan grafik yang bagus, tetapi suatu waktu terjadi penurunan  dan kemudian naik lagi. Yang berbahaya grafik keimanan menukik kebawah tidak terkendali sehingga ketika nyawa terlepas dari tubuhnya dia dalam kedaan kafir. Kita berlindung kepada Allah dari keadaan yang demikian.
Kondisi demikian sudah digambarkan oleh Allah swt dengan firman Nya
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (Qs An Nisaa’ : 137)
Ibnu Katsir menafsiri ayat ini, “ Allah Ta’ala memberitahukan ihwal orang yang masuk ke dalam keimanan, kemudian dia berubah antara keimanan dan kekafiran, kemudian bertambahlah lagi kekafirannya hingga dia mati. Sesungguhnya Allah tidak mengampuninya, karena tidaklah dia meninggal kecuali kekafirannya telah bertumpuk ,”
Bagaimana kalau seseorang merasa beriman  tetapi berbuat maksiat,  kondisi seperti ini sangat sering terjadi disekitar kita, bukan tidak mungkin menghinggapi diri kita sendiri. Coba kita perhatikan di tayangan telvisi begitu antusiasnya mengikuti pencerahan iman tetapi disisi lain perbuatan maksiat dilakukan seperti korupsi, perzinaan dsbnya. Hal demikian dijelaskan dalam suatu hadits  yang diriwayatkan  dari Abu Hurairah r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w pernah bersabda : Seorang penzina tidak akan berzina jika ketika itu dia berada di dalam keimanan. Seorang pencuri tidak akan mencuri jika ketika itu dia berada di dalam keimanan yaitu iman yang sempurna. Begitu juga seorang peminum arak tidak akan meminum arak jika ketika itu dia berada di dalam keimanan. Dapat difahami ketika dia bermaksiat maka keimanan pada dirinya selama dia bermaksiat ditanggalkannya,
Saudaraku yang dikasihi Allah, semoga selalu dalam keimanan.
Allah memelihara dan menjaga keimanan terhadap hamba-hambaNya yang shalih dan wali-Nya di dunia.. Itulah janji Allah kepada orang beriman tetapi sebaliknya, orang beriman harus menjaga Rabbnya.  Rasulullah Saw bersabda  “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Dan Allah Swt berfirman “
Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Qs Qaaf :32)
Menjaga Allah berarti memelihara iman diri pribadi dengan mematuhi semua peraturan Allah baik yang bersifat perintah maupun yang bersifat larangan. Satu sisi melaksanakan perintahNya dan satu sisi meninggalkan semua larangannya dengan sepenuh hati.  Ini adalah salah satu ciri dari orang yang bertakwa. Dengan demikian   menjaga Allah diwujudkan dalam amalan nyata, seperti :
1.    Memelihara shalat. Allah Swt menamakan orang yang selalu melakukan shalat sebagai orang yang memeliharanya, Allah berfirman :
Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu`. (Qs Al Baqarah : 238).
Untuk memelihara shalat tiga hal yang perlu mendapat perhatian  :
a.      Menunaikan pada waktunya. Jika menunda shalat hingga waktunya habis, maka Allah tidak menerimanya kecuali uzur. Shalat itu dilipat dan dilemparkan ke wajah si pemiliknya dan dia berkata, “ Semoga Allah menyia-nyiakanmu, sebagaimana  kamu menyia-nyiakanku.
b.   Melaksanakan dengan berjama’ah. Tidaklah sempurna shalat yang dilakukan tanpa  berjama’ah kecuali uzur. 
c.    Melaksanakannya dengan penuh khusyu’. Hadirkan hati dan pikiran tertuju hanya     kepada Allah.
2.      Menjaga anggota tubuh. Termasuk menjaga Allah, apabila seseorang menjaga anggota   tubuhnya dari perbuatan maksiat dan menundukkannya untuk mentaatinya.  Berikut adalah      uraian rinci masalah yang penting ini.
a.    Menjaga hati. Hati harus dijaga  agar terhindar dari berbagai penyakit seperti syirik,   riya’, ni-fak, takabur, ujub, dengki dsbnya Hati hendaklah dipenuhi dengan pentauhidan kepada Allah, ikhlas jujur, tawakal, selalu bergantung kepadaNya. Pada hari kiamat manusia akan rugi kecuali, sebagaimana firman Nya : “  
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,  (Qs As  Syu’araa : 88-89)
b.  Menjaga lisan.  Hamba  menjaga Allah dengan menjaga lisannya, karena sebagian besar keburukan dosa dan maksiat disebabkan olehnya. Betapa banyak  lisan tergelin-cir pada perbuatan maksiat dan betapa banyak dua malaikat men-catat perbuatan buruk   yang kelak akan dilihat  pada hari kiamat. Rasulullah Saw bersabda : ‘ Barangsiapa  yang menjamin untukku apa yang ada diantara kedua tulang tahangnya (lisan) dan apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluannya) maka aku menjamin untuknya syurga.  
c.  Menjaga pendengaran.    Cara hamba menjaga Allah adalah bila dia menjaga pendengarannya.   Seorang mukmin tidak mendengarkan sesuatu yang diharamkan Allah. Dia tidak mendengarkan ghibah,   dosa dan maksiat. Allah berfirman:  
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.  (QS Al Israa’: 36)
d. Menjaga  pandangan. Jika seorang muslim menjaga pandangannya, tidak mengarahkannya kepada yang haram, tapi diarahkan kepada ketaatan kepada khaliknya, maka Allah akan menjaga dan mengurusnya. Allah berfirman : “
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (An Nuur : 30)
e.    Menjaga perutnya .  Yang harus dijaga oleh seorang muslim, adalah menjaga perutnya dari makanan haram. Dan tidak makan kecuali yang dihalalkan Allah. Dia menghindari segala sumber harta yang haram, seperti riba, penipuan, perdagangan yang diharamkan Allah. Dia perbaiki makanan dan minumannya agar doanya dikabulkan.. Allah berfirman : “

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.     (Qs Al Maidah : 88)
Bila seorang muslim telah memelihara semua amalan ketaatan dan tubuhnya dipelihara dan menjauhi dari semua perbuatan maksiat maka dia telah memelihara dan menjaga keimanannya.   
Akhirnya mari kita berdoa
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz-hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal-wahhab.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."(Qs Ali Imran: 8).
Nasrun minnallah
Wallhu ‘alam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar