Selasa, 28 Agustus 2012

KISAH-KISAH JELANG HARI KEMATIAN



Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saudaraku yang tua dan muda semoga selalu dalam kasih sayang Allah.
Ku mulai pesan singkat ini dengan ucapan Alhamdulillah. Kata al-hamdulillah memiliki dua sisi makna. Pertama, berupa pujian kepada Tuhan dalam bentuk ucapan. Kedua, pujian dalam bentuk perbuatan yang biasa kita sebut dengan syukur. Kedua sisi ini tergabung dalam ucapan al-hamdulillah. Alhamdulillah, mari kita bersyukur kepada Allah swt hari ini kita masih diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan serta masih selalu dalam hidayah Allah Swt
Saudaraku, sebagai seorang muslim tentu kita sering mungkin sangat sering melakukan takziah yaitu melayat atau menjenguk orang yang meninggal dunia untuk mengatakan turut belasungkawa kepada keluarganya.. Kalau kita melakukan takziah, ada beberapa maksud, yaitu :
  • Dapat meringankan beban keluarga si mayat, terutama dari segi mental, sehingga merasa sedikit terhibur.
  • Tugas dan kewajiban keluarga yang ditinggalkan terbantu.
  • Dapat mengingatkan akan kematian
  •  Penghormatan terakhir pada almarhum/ah.Ikut mendoakan almarhum/ah dan doa untuk keluarga yang ditinggalkan
  •   Mempererat tali persaudaraan umat muslim
Secara singkat bahwa tiap kita melakukan takziah bermanfaat untuk ahli bait dan bermanfaat untuk kita yang melakukan takziah salah satunya mengingatkan  bahwa kita suatu waktu pasti akan mati.
Rasulullah Saw bersabda “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi). Dalam hadits lain seorang sahabat Rasulullah Saw dari kalangan Anshar berdiri dan bertanya: Siapakah Mukmin yang paling cerdas?. Beliau menjawab:  Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah,Thabrani).
Saudaraku, untuk mengambil pelajaran tentang hari kematian aku berbagi  kisah  yang kukutip dari buku “Kesaksian Seorang Dokter” yang ditulis oleh dr Khlaid bin Abdul Aziz Al-Jubair, Sp.IP,  berdasarkan kisah nyata yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri
Kisah I
Suatu hari, ada seorang wanita yang mengalami gagal jantung di bawa kepada kami. Setibanya diruang gawat darurat detak jantung wanita tersebut berhenti, maka kami segera  melakukan terapi shock (pijat), dua menit kemudia wanita tersebut membuka kedua matanya. Ia memandang kearah langit seraya mengangkat tangan kanannya sambil melantunkan bacaan. “Asyhadu alla illaha ilallah wa asyhadu anna  Muhammada Rasulullah.” Lalu detak jantungnya  berhenti lagi. Maka kami melakukan terapi seperti sebelumnya sampai bebebrapa kali, namun tidak berhasil. Ternyata tanda kematian telah menjemputnya, ia meninggal untuk selamanya, semoga Allah merahmati wanita itu dan juga merahmati kita semua.
Kemudian saya keluar dari ruang rawat untuk menemui suaminya dan menyampaikan berita itu kepada-nya. Setelah mengucapkan ta’ziyah dan belasungkawa, saya menceritakan kejadian yang aneh pada isterinya sebelum meninggal dunia, lalu saya menanyakan tentang amal perbuaatn isterinya dimasa hidupnya. Pria tersebut berkata, “Saudara tidak usah heran dengan apa yang saudara saksikan. Saya bertanya, “kenapa bisa begitu saudaraku? Ia menjawab,  “sejak aku menikahinya selama tiga puluh lima tahun yang lalu, ia tidak pernah meninggalkan shalat malam, kecuali karena halangan syar’i.
Kisah II
Pada hari Selasa pada waktu Ashar, saya mendatangi seorang teman untuk memberikan nasehat agar selalu menjaga shalat. Setelah terjadi perdebatan ia berkata kepada kepadaku, “Wahai Abu Muhammad, jika kedatanganmu hanya untuk  meperdebatkan masalah ini, saya minta kamu membicarakan yang lain. Saya katakan kepadanya, : Wahai abu Fulan, takutlah kepada Allah! Kamu tidak tahu kapan kamu mati! Tidak tahu di mana kamu mati! Bisa jadi kamu mati besok, sekarang, atau mungkin beberapa jam lagi,” Ia menjawab dengan congkah, Aku masih muda, aku baru berumur 40 tahun, ayahku meninggal pada usia 90 tahun, sedangkan kakekku pada usia 100 tahun, saya masih segar bugar jika aku sudah berusia 60 tahun akau akan mendirikan sholat.
Pada hari Rabu tepat jam 10 malam, salah seorang teman memberi kabar kepadaku, “ Abu Fulan , orang yang berdebat dengan  tuan kemarin telah meninggal hari waktu Ashar, dalam suatu kecelakaan lalu-lintas di suatu jalan di wilayah Damman, dan kami akan menyalatinya besok hari Kamis waktu zhuhur. Berita tersebut sampai ketelingaku bagaikan petir yang menyambar. Saya sangat menyayangkan keadaanya, terasa masih hangat di dalam benakku apa yang ia bicarakan, apa yang diperdebatkan karena kecongkakkanya. Saat itu ia mengharapkan hidup 20 (dua puluh) tahun lagi untuk mendirikan sholat, akan tetapi ia hanya diberi kesempatan 24 (dua puh empat) jam saja, sekarang apa yang anda ingin katakan?
Kisah III
Simaklah satu kejadian yang sangat aneh ini, saat itu saya berada di sisi seorang yang sedang berjuang menghadapi sakaratul maut. Anaknya berusaha  semaksimal mungkin untuk mentalqininya dengan dua kalimat syahadat, akan tetapi setelah berusaha dengan susah payah, jawaban ayahnya sungguh mencengangkan, “Wahai anakku, Aku mengerti apa yang engkau katakan, akan tetapi lidahku tidak bisa mengucapkannya, aku telah berusaha wahai anakku akan tetapi aku tidak bisa.  Tahukah sebabnya, kenapa orang itu tidak bisa mengucapkan dua kalamiat syahadat? Sebabnya, adalah bahwa ia termasuk orang-orang yang melalaikan shalat, dan melupakan kewajiban tersebut.
Kisah IV
Saat itu saya sedang pada Instalasi Gawat Darurat, tiba-tiba tiga orang pemuda datang membawa ayah mereka yang telah berusia 60 tahun, lelaki itu telah meninggal saat sedang menenggak minuman keras, dengan muka kondisi muka lebih hitam daripada  arang dan aromanya sangat busuk, sehingga tidak mungkin anda berlama-lama dengannya. Sebelum meninggal lelaki itu tengah menenggak minuman keras selama tiga hari terus menerus, dan saat nyawanya keluar dari dalam tubuhnya ia sedang menggenggam gelas minuman keras, sebagai-mana diceritakan anaknya.
Menyimak kisah-kisah diatas maka kita harus mengambil pelajaran dan mengingatkan bahwa mati itu kepastian, cuma cara mati itu adalah pilihan kita apakah  kita . mati dalam keimanan atau dalam keengkaran.  Pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, antara lain :
·         Kematian mengingatkan bahwa kondisi akhir hembusan nafas tergantung amalan yang selama ini dilaksanakan.
  • Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa. Dan ketika jenazah ditanam para petugas memadatkan tanah dengan kaki sambil dihentak-hentakan, tidak  ada pilihan diam meskipun berpangkat empat bintang  sama dengan seorang kopral.
  • Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa. Lihatlah jenazah ketika diturunkan keliang lahat hanya kain kafan yang melekat ditubuh itulah pakaian yang paling maksimal bisa dilekatkan pada sang mayit. Meskipun dia mampu membeli kain corak  yang indah dan kualitas yang termahal
  • Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara Berpangkat, kaya raya, terhormat, kuat, gagah perkasa. Bila umur telah sampai tidak ada waktu sedtikpun untuk memundurkannya.
  • Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga. Ketika maut telah tiba tidak ada lagi amal sholeh
Mari kita terus menerus setiap hari, kita mengingat bahwa kematian itu pasti tiba pada diri kita. Allah swr berfirman, “
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.(Qs Ali Imran  : 185).
 Dan  Rasulullah Saw bersabda, “:Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (kematian). (HR.Tirmidzi dan beliau menghasankannya). Dari hadits ini dijabarkan secara konkrit oleh seorang ulama Ad-Daqqoq Rohimahulloh berkata,” Siapa yang banyak mengingat mati, maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara.: 
  1. bersegera untuk bertaubat, 
  2. hati yang Qona’ah, 
  3. bersemangat dalam ibadah.
Sebaliknya siapa yang melupakan mati ia akan ditimpa dengan tiga perkara:
  1. menunda taubat, 
  2. hati yang tidak pernah merasa cukup 
  3. malas dalam beribadah.
Oleh karena itu mari persiapkan sisa hidup kita untuk menghadapi peristiwa yang pasti datang, perbanyaklah beribadah. Jaga supaya ibadah kita terus menerus sepanjang hidup bukan pada bulan Ramadhan saja tetapi terus kita lakukan selesai bulan Ramadhan,  dan inilah tuntunan doa dari Allah Swt supaya  kematian kita mulia
RABBANA FAGH FIR LANAA DZUNUUBANA WA KAFFIR ‘ANNA SAYYI-AATINA WA TAWAFFANAA MA’AL ABRAR
Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.(Qs Ali Imran : 193}
RABBANA AFRIGH ‘ALAINAA  SHABRAW  WATAWAFFANNAA MUSLIMIIN
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (Qs Al A’raaf : 126)
Nasrun minallah
Wallahu ‘alam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar