Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang)
Saudaraku yang tua dan muda semoga selalu
dalam kasih sayang Allah.
Ku mulai pesan singkat ini dengan ucapan
Alhamdulillah. Kata al-hamdulillah memiliki dua sisi makna. Pertama, berupa
pujian kepada Tuhan dalam bentuk ucapan. Kedua, pujian dalam bentuk perbuatan
yang biasa kita sebut dengan syukur. Kedua sisi ini tergabung dalam ucapan
al-hamdulillah. Alhamdulillah, mari kita bersyukur kepada Allah swt hari ini
kita masih diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan serta masih selalu dalam
hidayah Allah Swt
Saudaraku, sebagai seorang muslim tentu kita
sering mungkin sangat sering melakukan takziah yaitu melayat atau menjenguk orang yang meninggal dunia
untuk mengatakan turut belasungkawa kepada keluarganya.. Kalau kita melakukan
takziah, ada beberapa maksud, yaitu :
- Dapat meringankan beban keluarga si mayat, terutama dari segi mental, sehingga merasa sedikit terhibur.
- Tugas dan kewajiban keluarga yang ditinggalkan terbantu.
- Dapat mengingatkan akan kematian
- Penghormatan terakhir pada almarhum/ah.Ikut mendoakan almarhum/ah dan doa untuk keluarga yang ditinggalkan
- Mempererat tali persaudaraan umat muslim
Secara singkat bahwa tiap kita
melakukan takziah bermanfaat untuk ahli bait dan bermanfaat untuk kita yang
melakukan takziah salah satunya mengingatkan bahwa kita suatu waktu pasti akan mati.
Rasulullah Saw bersabda “Perbanyaklah mengingat
sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadits lain seorang sahabat Rasulullah Saw dari
kalangan Anshar berdiri dan bertanya: Siapakah Mukmin yang paling cerdas?.
Beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat mati
dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah
orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah,Thabrani).
Saudaraku, untuk mengambil pelajaran tentang hari
kematian aku berbagi kisah yang kukutip dari buku “Kesaksian Seorang
Dokter” yang ditulis oleh dr Khlaid bin Abdul Aziz Al-Jubair, Sp.IP, berdasarkan kisah nyata yang dilihat oleh mata
kepalanya sendiri
Kisah I
Suatu hari, ada seorang
wanita yang mengalami gagal jantung di bawa kepada kami. Setibanya diruang
gawat darurat detak jantung wanita tersebut berhenti, maka kami segera melakukan terapi shock (pijat), dua menit
kemudia wanita tersebut membuka kedua matanya. Ia memandang kearah langit
seraya mengangkat tangan kanannya sambil melantunkan bacaan. “Asyhadu alla
illaha ilallah wa asyhadu anna Muhammada
Rasulullah.” Lalu detak jantungnya
berhenti lagi. Maka kami melakukan terapi seperti sebelumnya sampai
bebebrapa kali, namun tidak berhasil. Ternyata tanda kematian telah
menjemputnya, ia meninggal untuk selamanya, semoga Allah merahmati wanita itu
dan juga merahmati kita semua.
Kemudian saya keluar dari ruang rawat untuk
menemui suaminya dan menyampaikan berita itu kepada-nya. Setelah mengucapkan
ta’ziyah dan belasungkawa, saya menceritakan kejadian yang aneh pada isterinya
sebelum meninggal dunia, lalu saya menanyakan tentang amal perbuaatn isterinya
dimasa hidupnya. Pria tersebut berkata, “Saudara tidak usah heran dengan apa
yang saudara saksikan. Saya bertanya, “kenapa bisa begitu saudaraku? Ia menjawab, “sejak aku menikahinya selama tiga puluh lima
tahun yang lalu, ia tidak pernah meninggalkan shalat malam, kecuali karena
halangan syar’i.
Kisah II
Pada hari Selasa pada
waktu Ashar, saya mendatangi seorang teman untuk memberikan nasehat agar selalu
menjaga shalat. Setelah terjadi perdebatan ia berkata kepada kepadaku, “Wahai
Abu Muhammad, jika kedatanganmu hanya untuk
meperdebatkan masalah ini, saya minta kamu membicarakan yang lain. Saya
katakan kepadanya, : Wahai abu Fulan, takutlah kepada Allah! Kamu tidak tahu
kapan kamu mati! Tidak tahu di mana kamu mati! Bisa jadi kamu mati besok, sekarang,
atau mungkin beberapa jam lagi,” Ia menjawab dengan congkah, Aku masih muda,
aku baru berumur 40 tahun, ayahku meninggal pada usia 90 tahun, sedangkan
kakekku pada usia 100 tahun, saya masih segar bugar jika aku sudah berusia 60
tahun akau akan mendirikan sholat.
Pada hari Rabu tepat jam 10 malam, salah
seorang teman memberi kabar kepadaku, “ Abu Fulan , orang yang berdebat dengan tuan kemarin telah meninggal hari waktu
Ashar, dalam suatu kecelakaan lalu-lintas di suatu jalan di wilayah Damman, dan
kami akan menyalatinya besok hari Kamis waktu zhuhur. Berita tersebut sampai ketelingaku
bagaikan petir yang menyambar. Saya sangat menyayangkan keadaanya, terasa masih
hangat di dalam benakku apa yang ia bicarakan, apa yang diperdebatkan karena
kecongkakkanya. Saat itu ia mengharapkan hidup 20 (dua puluh) tahun lagi untuk
mendirikan sholat, akan tetapi ia hanya diberi kesempatan 24 (dua puh empat)
jam saja, sekarang apa yang anda ingin katakan?
Kisah III
Simaklah satu kejadian
yang sangat aneh ini, saat itu saya berada di sisi seorang yang sedang berjuang
menghadapi sakaratul maut. Anaknya berusaha
semaksimal mungkin untuk mentalqininya dengan dua kalimat syahadat, akan
tetapi setelah berusaha dengan susah payah, jawaban ayahnya sungguh mencengangkan,
“Wahai anakku, Aku mengerti apa yang engkau katakan, akan tetapi lidahku tidak
bisa mengucapkannya, aku telah berusaha wahai anakku akan tetapi aku tidak
bisa. Tahukah sebabnya, kenapa orang itu
tidak bisa mengucapkan dua kalamiat syahadat? Sebabnya, adalah bahwa ia
termasuk orang-orang yang melalaikan shalat, dan melupakan kewajiban tersebut.
Kisah IV
Saat itu saya sedang pada Instalasi Gawat Darurat,
tiba-tiba tiga orang pemuda datang membawa ayah mereka yang telah berusia 60
tahun, lelaki itu telah meninggal saat sedang menenggak minuman keras, dengan
muka kondisi muka lebih hitam daripada
arang dan aromanya sangat busuk, sehingga tidak mungkin anda
berlama-lama dengannya. Sebelum meninggal lelaki itu tengah menenggak minuman
keras selama tiga hari terus menerus, dan saat nyawanya keluar dari dalam
tubuhnya ia sedang menggenggam gelas minuman keras, sebagai-mana diceritakan
anaknya.
Menyimak kisah-kisah diatas maka kita harus mengambil
pelajaran dan mengingatkan bahwa mati itu kepastian, cuma cara mati itu adalah
pilihan kita apakah kita . mati dalam
keimanan atau dalam keengkaran. Pelajaran
yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, antara lain :
·
Kematian mengingatkan bahwa
kondisi akhir hembusan nafas tergantung amalan yang selama ini dilaksanakan.
- Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa. Dan ketika jenazah ditanam para petugas memadatkan tanah dengan kaki sambil dihentak-hentakan, tidak ada pilihan diam meskipun berpangkat empat bintang sama dengan seorang kopral.
- Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa. Lihatlah jenazah ketika diturunkan keliang lahat hanya kain kafan yang melekat ditubuh itulah pakaian yang paling maksimal bisa dilekatkan pada sang mayit. Meskipun dia mampu membeli kain corak yang indah dan kualitas yang termahal
- Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara Berpangkat, kaya raya, terhormat, kuat, gagah perkasa. Bila umur telah sampai tidak ada waktu sedtikpun untuk memundurkannya.
- Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga. Ketika maut telah tiba tidak ada lagi amal sholeh
Mari kita terus menerus
setiap hari, kita mengingat bahwa kematian itu pasti tiba pada diri kita. Allah swr berfirman, “
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati.(Qs Ali Imran
: 185).
Dan Rasulullah Saw bersabda, “:Perbanyaklah
mengingat pemutus kelezatan (kematian). (HR.Tirmidzi dan beliau menghasankannya).
Dari hadits ini dijabarkan secara konkrit oleh seorang ulama Ad-Daqqoq
Rohimahulloh berkata,” Siapa yang banyak mengingat mati, maka ia akan
dimuliakan dengan tiga perkara.:
- bersegera untuk bertaubat,
- hati yang Qona’ah,
- bersemangat dalam ibadah.
Sebaliknya siapa yang melupakan mati ia akan ditimpa
dengan tiga perkara:
- menunda taubat,
- hati yang tidak pernah merasa cukup
- malas dalam beribadah.
Oleh karena itu mari persiapkan sisa
hidup kita untuk menghadapi peristiwa yang pasti datang, perbanyaklah
beribadah. Jaga supaya ibadah kita terus menerus sepanjang hidup bukan pada
bulan Ramadhan saja tetapi terus kita lakukan selesai bulan Ramadhan, dan inilah tuntunan doa dari Allah Swt supaya kematian kita mulia
RABBANA FAGH FIR LANAA DZUNUUBANA WA KAFFIR ‘ANNA SAYYI-AATINA
WA TAWAFFANAA MA’AL ABRAR
Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan
hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta
orang-orang yang berbakti.(Qs Ali Imran : 193}
RABBANA AFRIGH ‘ALAINAA
SHABRAW WATAWAFFANNAA MUSLIMIIN
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami
dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (Qs Al
A’raaf : 126)
Nasrun
minallah
Wallahu ‘alam
bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar