TAKUT KEPADA ALLAH
Bismillahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang diberkahi dan dirahmati Allah
Setiap manusia mempunyai rasa takut, meskipun ada orang yang mengatakan saya tidak takut kepada siapapun karena merasa kuat, merasa berkuasa. Seandainya kita dapat kesempatan untuk bertanya kepada pelaku korupsi, apakah anda takut kepada Allah. Tentunya yang ditanya agak terkejut dengan pertanyaan ini, tetapi karena dalam hatinya masih ada iman maka dia akan menjawab Aku takut kepada Allah. Kemudian kita dapat berkesempatan bertanya kepada politisi yang sering berkata bias, apakah anda takut kepada Allah, dia akan menjawab ”Aku takut kepada Allah. Karena dia seorang politisi maka pastilah ditambah dengan argumentasi yang membenarkan apa yang dikatakannya. Dan ditutup dengan pernyataan apa yang kami perjuangkan adalah semata-mata untuk kepentingan rakyat.
Saudaraku yang dirahmati sebenarnya takut atau tidak kepada Allah Swt bukanlah pernyataan dalam kata tetapi merupakan sikap hidup kita seharian. Takut kepada Allah adalah takut segala hal yang dapat mencegah dari perbuatan maksiat. Sedang apa yang melebihi batas itu tidaklah dbutuhkan. Untuk jelasnya mari kita simak kisah-kisah dibawah ini.
Kisah I
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang lelaki yang tidak pernah membuat kebaikan berkata kepada kepada keluarganya bahwa apabila dia mati, bakarlah jenazahnya dan buangkan abunya. Sebahagian di darat dan sebahagian lagi ke laut. Demi Allah! Sekiranya Allah ingin mengazabnya, pasti akan diazab dengan siksaan yang tidak pernah dilakukan terhadap orang lain. Setelah lelaki tersebut mati, dia diperlakukan sebagaimana permintaannya. Lalu Allah swt memerintahkan abu yang dibuang ke bumi supaya berhimpun. Kemudian memerintahkan pula abu yang dibuang ke laut supaya berhimpun. Setelah semuanya berhimpun, Allah s.w.t berfirman: Mengapa kamu lakukan semua ini. Dia menjawab: Karena takut kepadaMu Ya Allah dan Engkau lebih mengetahui segalanya. Lalu Allah mengampuni lelaki tersebut .
Kisah II
Dikisahkan bahwa seorang laki-laki tertambat hatinya kepada seorang perempuan. Perempuan itu keluar untuk suatu keperluan. Laki-laki ikut pergi bersamanya. Ketika mereka berduaan di padang Sahara, sementara orang lain tertidur, laki-laki itu mengungkapkan isi hatinya kepada perempuan tersebut. Perempuan itu berkata,” Lihatlah semua orang sudah tertidur. Laki-laki itu senang mendengar kata-kata itu. Dia mengira bahwa perempuan itu telah memberikan jawaban kepadanya. Lalu, dia berdiri dan mengelilingi kafilah. Dia mendapatkan orang-orang sudah tertidur. Lalu, dia kembali kepada perempuan itu dan berkata.’ Benar, mereka telah tertidur,” Namun perempuan itu bertanya,” Apa pendapatmu tentang Allah, apakah Dia tidur pada saat ini?’ Laki-laki itu menjawab, “ Allah Swt tidak pernah tidur. Dia tidak pernah terserang kantuk dan tidur.” Perempuan itu berkata, “Zat yang tidak tidur dan tidak akan tidur setelah melihat kita walaupun orang lain tidak melihat kita. Karena itu, Allah lebih pantas untuk ditakuti.
Akhirnya, laki-laki itu meninggalkan perempuan tadi karena takut kepada sang Pencipta. Dia bertobat dan kembali ke kampung halamannya. Ketika dia meninggal orang bermimpi melihatnya. Ditanyakan kepadanya,” Apa tindakan Allah kepadamu.’ Dia menjawab, Dia mengampuniku karena ketakutanku itu. Dengan demikian, terhapuslah dosa tersebut. Peristiwa tersebut kesesuaian apa yang disabdakan Rasulullah Saw , “ Apabila tubuh menggigil karena takut kepada Allah Swt, dosa-dosanya berguguran seperti daun-daun yang berguguran dari pohon.”
Kisah III
Dikisahkan bahwa ditengah Bani Israil ada seorang ahli ibadah yang memiliki keluarga. Lalu, dia tertimpa kelaparan sehingga badannya menggigil. Isterinya pergi untuk mencari makanan bagi keluarganya. Kemudian dia sampai di rumah seorang saudagar. Dia meminta dari saudagar itu makanan untuk keluarganya. Saudagar itu berkata, “ Ya, tapi serahkanlah dirimu kepadaku. Perempuan itu terdiam dan kembali kerumahnya. Dia perhatikan keluarganya yang sedang menjerit kelaparan dan berkata, “ Ibu kami akan mati kelaparan. Berikanlah sesuatu yang dapat kami makan.’
Perempuan itu pergi lagi kerumah saudagar tadi dan mengabarkan keadaan keluarganya. Saudagar itu itu bertanya,” maukah engkau memenuhi keperluanku. Perempuan itu menjawab, Ya.” Ketika sedang berduaan, persendian perempuan itu menggigil sehingga anggota-anggota tubuhnya hampir terlepas dari badannya. Melihat keadaan itu, sang saudagar bertanya, “ ada apa denganmu? Perempuan itu menjawab, “ Aku takut kepada Allah. Saudagar itu berkata, “ Engkau saja takut kepada Allah Swt dengan kemiskinanmu. Aku lebih pantas untuk takut kepada Nya daripada dirimu. Karena itu, dia menjauhi perempuan itu dan memenuhi kebutuhannya. Lalu perempuan itu pulang menemui anak-anaknya dengan membawa kenik-matan yang banyak.
Anak-anaknya pun sangat bergembira. Allah mewahyukan kepada Musa as, Sampaikan kepada fulan bin fulan bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya. Lalu Musa as menemui saudagar itu dan berkata,’ tampaknya engkau telah mengerjakan kebajikan di antara dirimu dan Allah.’ Kemudian, saudagar itu menceritakan kisahnya. Musa as berkata, “ Allah Swt telah mengampuni dosamu.” Demikianlah disebut di dalam Majma al Latha’if.
Saudaraku yang dirahmati Allah
Kisah-kisah diata mengajak kepada kita untuk memupuk perasaan takut kepada Allah harus terpatri kuat didalam hati setiap orang mukmin. Perbedaan yang hakiki antara orang mukmin dan munafik, yaitu orang mukmin terus beramal, dan memperbaiki amalnya dan takut kepada Allah, sedangkan orang munafik memperburuk amalnya, dan dia hanya mengharapkan turunnya Rahmat Allah. Manusia yang paling takut kepada Allah adalah Rasulullah Saw. Tidak ada yang lebih takut kepada Rabbnya dari beliau. Beliau berkata kepada sahabatnya, yang serius dalam beribadah : “ sesungguhnya orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada Nya diantara kalian adalah aku.
Bagaimana dengan para sahabat, Umar r.a pernah jatuh pingsan karena takut mendengar bacaan suatu ayat di Qur’an. Pada suatu hari dia mengambil sebatang jerami, lalu berkata, “ Aduhai, alangkah baiknya jika aku menjadi jerami dan tidak menjadi sesuatu yang disebut. Aduhai, alangkah baiknya jika dulu ibuku tidak melahirkanku.” Dia menangis terisak-isak sehingga air mata membasahi pipinya. Oleh karena itu, pada wajahnya ada garis bekas tetesan air mata.Nabi saw bersabda,” Tidak masuk neraka orang yang menagis karena takut kepada kepada Allah hingga air susu kembali ke tetek.
Tentang menangis karena takut kepada Allah, dalam Raqa’id al Akhbar disebutkan Hari Kiamat didatangkan kepada hamba maka kejelekan-kejelekan lebih banyak dari pada kebaikan-kebaikannya. Lalu diperintahkan ke neraka. Bulu matanya berkata “ wahai Tuhanku, Rasulmu Mu Muhammad telah bersabda,” barang siapa yang menangis karena takut kepada Allah, Dia mengharamkan pada api neraka, “ lalu aku menangis takut kepada Mu. Karena itu Allah mengampuni dan mengeluarkannya dari neraka dengan berkah sehelai bulu matanya yang ketika di dunia pernah menangis karena takut kepada Allah. Jibril as berseru, Fulan bin fulan selamat karena sehelai bulu mata.
Dalam Bidayah al Hidayah disebutkan : Pada hari kiamat , didatangkan neraka Jahanam yang nyalanya bergemuruh, dan setiap umat berlutut karena takut kepada-nya. Sebagaimana hal itu firman Allah Swt :
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat buku catatan amalnya (Qs Al Jatsiyah : 28)
Ketika mendatangi neraka, mereka mendengar didih dan nyalanya. Gemuruh nyalanya terdengar hingga jarak perjalanan lima ratus tahun. Setiap nabi berkata ‘Diriku, diriku, “ kecuali Rasulullah Saw. Beliau berkata, “ Umatku, umatku”.” Dari Neraka jahanan keluar api sebesar gunung. Umat Muhammad Saw, berusaha mendorongnya. Mereka berkata, “ Wahai api, demi orang yang menegakkan shalat, yang bersedekah, yang khusyu’, dan yang puasa, kembalilah.’ Namun, api itu tidak mau kembali maka dipanggilah Jibril as. Kemudian Jibril datang dengan membawa segelas air, lalu diberikan kepada Rasulullah Saw. Jibril berkata, “ wahai Rasulullah, ambillah ini, lalu siramkan pada api itu.’ Kemudian beliau menyiramkan pada api sehingga ketika itu pula api itu padam.
Lalu Rasulullah Saw, bertanya, “ Ini air apa ?"
Jibril menjawab, “ ini adalah air mata orang–orang yang durhaka di antara umatmu. Mereka menangis, karena takut kepada Allah Swt. Lalu aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar disiramkan pada api itu, sehingga api itu menjadi padam dengan izin Allah Swt."
Rasulullah Saw berdoa, “ Ya Allah anugerahilah aku dengan dua mata yang selalu menangis karena takut kepada MU ”
Saudaraku mari kita suburkan di hati kita untuk selalu takut kepada Allah. Takut kepada Allah adalah takut segala hal yang dapat mencegah dari perbuatan maksiat. Sedang apa yang melebihi batas itu tidaklah dbutuhkan. Jika dalam diri kita selalu ada perasaan takut kepada Allah maka insya kita akan memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat” Allah Swt berfirman
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Qs An Nur {24} : 52)
Wallahu ‘alam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar