Senin, 07 Januari 2013

CINTA KEPADA ALLAH




CINTA KEPADA ALLAH

Bismillahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saudaraku yang diberkahi dan dirahmati Allah
Mencintai dan dicintai adalah sunatullah. Tiap manusia pernah jatuh cinta kepada manusia lain dalam berbagai bentuk Orang tua mencintai anaknya sebaliknya seorang anak mencintai  orang tuanya. Mereka saling mengasihi satu sama lain. Demikian seorang pemuda dengan seorang gadis, alangkah bahagia dan senangnya jika cintanya berbalas. Sehingga berbagai puisi, kata indah terhambur dari mulutnya engkaulah bulan dan engkaulah bintang
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, dalam bukunya Madarijus Salikin, menguraikan ungkapan tentang cinta  antara lain beliau mengungkapkan :
  • Orang yang mencintai lupa bagiannya karena sang kekasih dan dia lupa kebutuhan dirinya.
  • Yang disebut cinta ialah seluruh apa yang ada pada dirimu disibukan oleh kekasih.
  • Cinta adalah perjalanan hati menuju sang kekasih dan lisan menyebut namanya. Tidak dapat diragukan lagi bahwa siapa yang mencintai sesuatu tentu dia akan menyebutnya.
Saudaraku yang dicintai Allah Swt
Ungkapan tersebut pantas untuk kita renungkan seberapa besar cinta kepada manusia lain. Tetapi analog dengan itu juga kita coba bandingkan dengan cinta kita kepada Allah Tuhan yang menciptakan kita, Allah yang penuh kasih sayang kepada makhluknya setiap saat dan pada setiap tempat dimanapun kita berada.  Pertanyannya, apakah kita mencintai Allah, seperti ungkapan Ulama besar  Ibnu Qoyyim Al Jauziyah.  Kalau tidak demikian maka Allah Swt mengingatkan kita  dengan firman Nya :

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;  mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.  Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.  
(Qs Ali Imran : 165)
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik 
(Qs At Taubah :24)

      Menafsiri ayat tersebut Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menerangkan, “ Allah mengabarkan bahwa siapa yang mencintai sesuatu apapun sebagaimana dia mencintai Allah, maka dia termasuk orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan, bahkan menjadikan menjadi sesembahan. Maka ini termasuk syirik yang tidak diampuni Allah. Jika dia menyatakan sebagai orang beriman maka mereka sangat cinta kepada Allah. Termasuk mencintai keluarga dan harta harus dikalahkan dibandingkan dengan kecintaan kepada Allah. Hal ini sudah dibuktikan oleh para sahabat dalam berjihad di jalan Allah. Para sahabat tidak peduli kehilangan kerabat dan hartanya demi cintanya kepada Allah. Bilal bin Rabah tidak peduli badannya disiksa demi menyebutkan Ahad, Ahad. Abu Bakar tidak peduli kepada hartanya dikorbankan demi cintanya kepada Allah dan rasul demikian juga sahabat yang lain.
      Banyak firman Allah Swt dan as Sunnah  berkaitan dengan cinta, tetapi bila manusia berbicara tentang cinta ibarat lautan kehidupan yang tidak bertepi dengan cinta dia berjuang untuk hidup dan dengan cinta bersedia untuk mati. Allah Swt menyeru kepada para pecinta,
Katakanlah, “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya  Allah mencintai kalian (Qs Ali Imran 31).
     Ini disebut ayat cinta, berisi buah dan manfaatnya. Tanda cinta umat kepada Allah adalah mengikuti Rasul. Siapa yang tidak mengikuti Rasul, berarti tidak akan memetik buah cinta. Rasulullah Saw bersabda, "
 “Tiga perkara, siapa yang apabila tiga perkara ini ada padanya, maka dia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu : (1)  Hendaklah Allah dan Rasulnya lebih dia cintai daripada (cintanya kepada) selain keduanya. (2)   dia mencintai seseorang dan tidak mencintainya melainkan karena Allah, dan  (3)   dia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia benci dilemparkan keneraka.
  • Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)
  • Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)
Saudaraku, karena begitu pentingnya rasa cinta kepada Allah, maka dia harus tumbuh dan berkembang dan dirawat terus sampai nyawa berpisah dari tubuh. Oleh karena itu ada beberapa langkah yang dimabil dan dilaksanakan secara terus menerus, antara lain :
  1. Kepasrahan hati secara total dihadapan Allah
  2. Membaca Al Qur’an dengan mendalami dan makna-maknanya.
  3. Bersama Allah pada saat Dia turun ke langit dunia, bermunajat kepadaNya, menghadap dengan segenap hati, memperhatikan adab-adab ubudiyah di hadapanNya, kemudian menutup dengan istighfar dan tobat.
  4. Taqarub kepada Allah dengan mengerjakan shalat-shalat nafilah setelah shalat fardhu, karena yang demikian itu dapat menghantarkan seseorang hamba ke derajat orang yang dicintai setelah dia memiliki cinta.
  5. Senantiasa mengingat dan menyebut asmaNya dalam keadaan bagaimanapun, baik dengan lisan dan hati, saat beramal dan di setiap keadaan. Cinta yang didapatkan tergantung dari dzikirnya ini.
  6. Berkumpul bersama orang-orang yang juga mencintai Nya secara tulus, memetik buah-buah segar dari perkataan mereka, sebagaimana memetik buah yang segar dari pohon. Tidak berkata kecuali jika yakin perkataannya mendatangkan mashalat, menambah baik keadaanmu dan memberi manfaat bagi orang lain.
Semoga yang kita amalkan setiap hari menjadi diri kita lebih mencintainya dan selalu ingin bertemu denganNya
Wallahu ‘alamu bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar