TUNTUNAN UNTUK
BERKATA-KATA
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang)
Saudaraku yang selalu dalam lindungan Allah Swt,
Sudah sepantasnya kita sebagai hamba Allah selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kita seraya memujinya dengan segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin mulia nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, sahabatnya dan seluruh pengikutnya
Saudaraku
yang dirahmati Allah,
Setiap hari
dalam kehidupan kita harus berbicara (berkata-kata), dimana saja, kapan saja
dan dalam situasi apapun. Tiap kita berbicara tentunya ada informasi yang kita
sampaikan kepada orang lain atau ada informasi yang kita terima. Menyampaikan
informasi mungkin saja dapat secara lesan dan tulisan. Sesuai dengan
perkembangan tehnologi maka facebook pun merupakan sarana efektif untuk
menyampaikan dan menerima informasi.
Saudaraku,
aku ingin menyampaikan pesan bahwa setiap pesan atau pembicaraan sebaiknya kita
dalam koridor iman, artinya kita memperhatikan kaidah-kaidah yang benar yaitu
mana yang baik dan mana yang buruk. Islam menuntun manusia untuk berkata yang baik sehingga
maksudnya dapat dimengerti orang lain disamping itu orang yang mendengarkannya
dapat pula menerima dengan baik pula. Perkataan yang baik punya akar kebenaran
yang kuat dan menimbulkan manfaat bagi bagi manusia lain, laksana pohon yang
subur, rimbun, dan berbuah lebat.
Para Nabi
telah dituntun oleh Allah swt untuk
menyampaikan risalah kepada
umatnya dengan perkataan yang baik. Dan
apa yang telah dituntun kepada nabi sebenarnya menjadi tuntunan bagi kita dalam
menyampaikan maksud baik secara lisan maupun tulisan. Di dalam
Al Qur’an, para nabi sekaligus
untuk pengikutnya setidaknya
disebutkan ada 7 tuntunan dalam berbicara atau
berkata-kata :
1. Qawlun ma'ruf (perkataan yang baik).
1. Qawlun ma'ruf (perkataan yang baik).
Perkataan
jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Dijelaskan dalam Al
Qur’an, bahwa mengucapkan qawlun ma'ruf lebih baik daripada bersedekah yang
disertai kedengkian.
Perkataan yang baik dan
pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun. (Qs Al Baqarah : 263).
2. Qawlun tsabit (ucapan yang teguh).
Perkataan
ini punya argumentasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang kokoh. Tidak ada
keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang nyata patut dihadapi dengan
perkataan jenis ini, Allah swt berfirman, “
Perkataan yang baik dan
pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun. (Qs Al Baqarah : 263).
3.
Qawlun
sadid (perkataan yang benar).
Tiada
dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata sadid berasal dari sadda yang
berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun sadid yang diucapkan
berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezaliman. Berkata yang
benar, menulis yang benar, berkomentar yang benar merupakan perintah dari Allah
Swt, “
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (Qs
Al-Ahzab : 70).
4. Qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien).
Ini adalah
jenis ucapan yang cermat, padat berisi, mudah dipahami, dan tepat mengenai
sasaran alias tidak ngelantur. Perkataan seperti ini akan berpengaruh
kuat bagi pendengarnya
Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah
kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS
An Nisaa : 63).
5. Qawlun karim (perkataan yang mulia)
Ia adalah
tutur kata yang bersih dari kecongkakan dan nada merendahkan atau meremehkan
lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan, menghormati, dan menghargai
terhadap lawan bicara dalam qawlun karim tersebut
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (QS Al-Isra : 23).
6. Qawlun maysur (ucapan yang layak dan pantas).
Maysur
arti asalnya adalah yang memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur memudahkan
segala kesukaran yang menimpa orang lain, dan menghiburnya guna meringankan
beban kesedihan.
Dan
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (Qs Al-Isra : 28).
7. Qawlun layyin (tutur kata yang lemah lembut).
Kelembutan
diharapkan dapat menundukkan kekerasan, sebagaimana air dapat memadamkan api.
Inilah pesan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ketika keduanya hendak
menghadap Firaun yang lalim.
maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut". (Qs
Thaha : 44).
Tuntunan berkata
dengan perkataan baik dijelaskan beberapa hadits, Rasulullah Saw
mengingatkan bahwa :
''(Muslim
terbaik) ialah yang orang-orang Muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan
tangannya (perbuatannya).'' (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam
suatu percakapan antara Nabi Saw dan Muadz, Muadz bertanya, “Wahai Nabi Allah,
apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan?” Rasulullah Saw
menjawab, “Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain
buah lisannya?”
“Siapa yang menyeru kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya,
tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang menyeru kepada
kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikuti-nya tanpa
mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.
Dari 'Adiy bin Hatim r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua kepada neraka, sekalipun dengan jalan bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa yang tidak dapat menemukan itu, maka hendaklah bersedekah dengan mengucapkan perkataan yang baik." (Muttafaq 'alaih)
Mudah-mudahan tuntunan ini
dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam
berintraksi dengan manusia lain. Dan inilah doa yang baik supaya perkataan kita dapat diterima oleh orang lain.
Rabbisy rah li shadri, Wa
yassir lii amrii,
Wa lul ‘udatam mil lisaanii, Yafqahuu
qaulii
Ya Tuhanku, lapangkanlah
untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari
lidahku,
supaya
mereka mengerti perkataanku,
Wallahu ‘alam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar