Selasa, 15 Januari 2013

TUNTUNAN UNTUK BERKATA-KATA




TUNTUNAN UNTUK BERKATA-KATA

Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saudaraku yang selalu dalam lindungan Allah Swt,

Sudah sepantasnya kita sebagai hamba Allah selalu bersyukur kepada  Allah atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kita seraya memujinya dengan segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.  Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan  kepada pemimpin mulia nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga,  sahabatnya  dan seluruh pengikutnya
Saudaraku yang dirahmati Allah,

Setiap hari dalam kehidupan kita harus berbicara (berkata-kata), dimana saja, kapan saja dan dalam situasi apapun. Tiap kita berbicara tentunya ada informasi yang kita sampaikan kepada orang lain atau ada informasi yang kita terima. Menyampaikan informasi mungkin saja dapat secara lesan dan tulisan. Sesuai dengan perkembangan tehnologi maka facebook pun merupakan sarana efektif untuk menyampaikan dan menerima informasi. 

Saudaraku, aku ingin menyampaikan pesan bahwa setiap pesan atau pembicaraan sebaiknya kita dalam koridor iman, artinya kita memperhatikan kaidah-kaidah yang benar yaitu mana yang baik dan mana yang buruk. Islam menuntun  manusia untuk berkata yang baik sehingga maksudnya dapat dimengerti orang lain disamping itu orang yang mendengarkannya dapat pula menerima dengan baik pula. Perkataan yang baik punya akar kebenaran yang kuat dan menimbulkan manfaat bagi bagi manusia lain, laksana pohon yang subur, rimbun, dan berbuah lebat. 

Para Nabi telah dituntun oleh Allah swt untuk  menyampaikan risalah  kepada umatnya dengan perkataan yang baik. Dan apa yang telah dituntun kepada nabi sebenarnya menjadi tuntunan bagi kita dalam menyampaikan maksud baik secara lisan maupun tulisan. Di dalam Al Qur’an, para nabi sekaligus  untuk  pengikutnya setidaknya disebutkan ada  7 tuntunan dalam berbicara atau berkata-kata :  

1.     Qawlun ma'ruf (perkataan yang baik).
Perkataan jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Dijelaskan dalam Al Qur’an, bahwa mengucapkan qawlun ma'ruf lebih baik daripada bersedekah yang disertai kedengkian.
Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (Qs Al Baqarah : 263).

2.     Qawlun tsabit (ucapan yang teguh).
Perkataan ini punya argumentasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang kokoh. Tidak ada keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang nyata patut dihadapi dengan perkataan jenis ini, Allah swt berfirman, “

Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (Qs Al Baqarah : 263).

3.     Qawlun sadid (perkataan yang benar).
Tiada dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata sadid berasal dari sadda yang berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun sadid yang diucapkan berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezaliman. Berkata yang benar, menulis yang benar, berkomentar yang benar merupakan perintah dari Allah Swt, “


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (Qs Al-Ahzab : 70).

4.     Qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien).
Ini adalah jenis ucapan yang cermat, padat berisi, mudah dipahami, dan tepat mengenai sasaran alias tidak ngelantur. Perkataan seperti ini akan berpengaruh kuat bagi pendengarnya
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS An Nisaa : 63).

5.     Qawlun karim (perkataan yang mulia)
Ia adalah tutur kata yang bersih dari kecongkakan dan nada merendahkan atau meremehkan lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan, menghormati, dan menghargai terhadap lawan bicara dalam qawlun karim tersebut


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS Al-Isra : 23).

6.     Qawlun maysur (ucapan yang layak dan pantas).
Maysur arti asalnya adalah yang memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur memudahkan segala kesukaran yang menimpa orang lain, dan menghiburnya guna meringankan beban kesedihan.
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.  (Qs Al-Isra : 28).

7.     Qawlun layyin (tutur kata yang lemah lembut).
Kelembutan diharapkan dapat menundukkan kekerasan, sebagaimana air  dapat memadamkan api. Inilah pesan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ketika keduanya hendak menghadap Firaun yang lalim. 
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".  (Qs Thaha : 44).
 Tuntunan berkata dengan perkataan baik dijelaskan beberapa hadits, Rasulullah Saw mengingatkan  bahwa :

''(Muslim terbaik) ialah yang orang-orang Muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya (perbuatannya).'' (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam suatu percakapan antara Nabi Saw dan Muadz, Muadz bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan?” Rasulullah Saw menjawab, “Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah lisannya?”
“Siapa yang menyeru kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikuti-nya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.


Dari 'Adiy bin Hatim r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua kepada neraka, sekalipun dengan jalan bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa yang tidak dapat menemukan itu, maka hendaklah bersedekah dengan mengucapkan perkataan yang baik." (Muttafaq 'alaih)


Mudah-mudahan tuntunan ini dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam berintraksi dengan manusia lain. Dan inilah doa yang baik supaya perkataan kita dapat diterima oleh orang lain.
Rabbisy rah li shadri, Wa yassir lii amrii,
Wa lul ‘udatam mil lisaanii, Yafqahuu qaulii

Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku,

     Wallahu ‘alam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar