Bismillahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang dirahmati Allah.
Tanggal 15 November 2012 bertepatan dengan 1 Muharam
1434 H, saudaraku, sebaiknya dalam
suasana memperingati hijrahnya nabi Muhammad Saw kita manfaatkan untuk
menguatkan komitmen pribadi dalam meneladani
setiap
gerak perjuangan Rasulullah Saw. Peristiwa
hijrah hanya terjadi satu kali dalam sejarah Islam, namun segala
bentuk ketaatan kaum muslim kepada
perintah Allah dan Rasulnya
disemangati oleh semangat
hijrah, Rasulullah Saw bersabda : “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang
dilarang oleh Allah. “.
Kini banyak cara orang
memperingati datangnya tahun baru hijrah
ada yang didasarkan kepada ketauhidan dan ada juga yang bertentangan dengan
tauhid yang jelas-jelas syirik dan tidak ada tuntunannya. Bagi saudaraku yang
tetap berpegang kepada Qur’an dan sunnah bahwa
memperingati peristiwa Hijrah adalah
merenung kembali sejarah perjuangan
Rasulullah menegakkan kalimah “laa
illaha ilallah”. Betapa
sulitnya, menderitanya Rasulullah Saw dan para sahabat ketika itu. DR Aidh al
Qarni dalam bukunya “cambuk hati “
menyusun kata menusuk kalbu dengan mengingatkan
;
- “Tahukah anda bahwa diatas kepala Rasulullah Saw pernah diletakan isi perut hewan, kedua tumitnya berdarah, gigi serinya dirontokan, kepalanya terluka, dan orang-orang yang disayanginya terbunuh? Beliau mengikat perutnya dan mengganjalnya dengan batu karena kelaparan, mengalami kekalahan dalam sebagian peperangan, lambungnya yang suci tidak luput dari cobaan, pernah disekap, pernah mendengar cacian dikedua telinganya, melihat dengan mata kepala sendiri berbagai tipu muslihat yang ditujukan kepada dirinya, diusir dari kampung halamannya dan dituduh gila, tukang sihir dan tukang ramal
- Tahukan anda Umar r.a di tusuk dimihrab dan tubuhnya dirobek dengan tombak kecil. Usman r.a darahnya mengalir membasahi mushaf yang dibacanya karena pedang pemberontak, saat itu ia berusia 80 tahun. Adapun Ali r.a dipukul pelipisnya dengan pedang oleh orang Khawarij, darah mengalir membasahi jenggotnya.
- Tidakkah anda tahu bahwa Ahmad bin Hanbal dijebloskan kedalam penjara, dicambuk dengan cambuk yang melukai, dilarang mengajar, dan ditakut-takuti akan dibunuh. Ibnu Taimiyah dijebloskan kedalam penjara. Darahnya dialirkan, kehormatannya dilecehkan, dan agamanya dicurigai.
Itulah
sekelumit perjuangan pendahulu, dan kita yang duduk di masjid ini, atau
di rumah tentunya
tidak akan mengalami seperti apa yang digambarkan diatas. Namun demikian
perjuangan menegakkan kalimah Allah tidak pernah terputus karena musuh-musuh
Allah baik dalam bentuk jin dan manusia terus bergerak secara dinamis mengikuti
dinamika umat. Makin kuat komitmen
terhadap kalimah “laa illaha ilallah”, maka makin kuat pula tekanan yang
diberikan oleh musuh-musuh Allah. Ini adalah sunatullah. Sebaliknya, lemahnya
kalimah “laa illaha ilallah” lemah pula tekanan yang diberikan, karena
bercampurnya antara ketauhidan dengan syirik, ketaatan dan kemunafikan,
semuanya menjadi kabur maka bersukarialah para musuh Allah karena tujuannya
tercapai.
Oleh
karena itu momen perenungan harus diikuti dengan instropeksi terhadap diri
masing. Jika kita simak peringatan Allah Swt :
“Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah,
(Qs Al Hasyr : 18).
Ini
bermakna, hisablah dirimu sebelum
dihisab oleh Allah, dan lihatlah apa yang telah kamu tabung untuk diri-diri
kamu, berupa amal-amal saleh, untuk hari di mana kamu akan kembali berhadapan
dengan Tuhan-mu (tafsir Ibnu
Katsir). Sudah
menjadi kebiasaan setiap peringatan hijrah para khatib selalu mengingatkan umat
untuk melakukan instropeksi demikian juga
berbagai tulisan mimbar Jum’at di media cetak mempunyai anjuran yang sama. Tetapi jika
kita mau merenung lebih jauh lagi sebenarnya untuk memeriksa diri
(muhasabah) tidak perlu sampai akhir
tahun tetapi setiap waktu sholat kewaktu sholat adalah proses memeriksa diri.
Bukankah setiap shalat kita mengucapkan kalimat istighfar yaitu mohon ampun dan
bertobat. Allah Swt berfirman
“dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang yang beriman supaya kamu
beruntung. (Qs An Nur : 31).
Taubat ialah meninjau perbuatan dengan
menyelesalinya setelah dikerjakan. Umar r.a memberi contoh, ia memukul kedua kakinya dengan cemeti
apabila malam telah larut seraya berkata
kepada dirinya, “apakah yang telah kamu perbuat hari ini.” Dengan penjelasan
ini, maka moment peringatan hijrah merupakan instropeksi tahunan disamping
instropeksi harian yang muaranya membentuk umat yang benar-benar bertaubat dan
selalu mawas diri.Ibnu Qayyim Al Jauziyyah da-lam bukunya “Melumpuhkan Syetan” memberi tuntunan untuk
memeriksa diri sebagai berikut :
- Hendaknya ia menghisab dirinya dalam hal-hal yang wajib, jika ia ingat ada yang ditinggalkan maka ia harus menyusulnya, baik dengan qadha atau dengan perbaikan.
- Hendaknya ia menghisab dirinya dalam hal-hal yang dilarang. Jika ia mengetahui ada sesuatu yang dilanggar maka hendaknya ia segera menyusulnya dengan taubat, istighfar dan berbagai kebaikan yang menghapus dosa.
- Hendaknya ia menghisab atas kelalaian dirinya. Jika ia lengah tentang untuk apa ia kerjakan maka hen-daknya ia menyusulnya dengan dzikir, menghadap kepada Allah.
- Hendaknya ia menghisab apa yang telah dibicarakan, atau kemana kakinya melangkah, atau apa yang di-ambil oleh kedua tangannya, atau apa yang di dengar oleh kedua telinganya. Semuanya dihisab dengan tiga pertanyaan :
a.
untuk apa
dilakukannya,
b.
untuk siapa dan
c.
dasar apa dilakukan
semua itu ?
Memeriksa diri bukan
pekerjaan mudah, tetapi harus dilaksanakan bukan diremehkan, jika tidak dilaksanakan akan menghantarkan
seseorang kepada kehancuran. Dan itulah orang orang-orang yang terperdaya menutup
mata dari segala akibat, menantang keadaan dan bersandar ha-nya pada
ampunan. Seandainya saja ia mengikuti
kebenaran, niscaya ia akan tahu bahwa penjagaan nafsu lebih mudah dari pada
meliarkannya.
Mudah-mudahan
perenungan semangat hijrah menambah ketakwaan kita kepada Allah Swt . Amin
Wallahu ‘alam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar