Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang)
Assalamu alaikum wr wb.
Saudaraku pengunjung blog marwanpesan7menit, semoga
saudaraku dalam rahmat dan berkah Allah swt. Sudah sepatutnya setiap saat kita ucapkan
pujian setinggi-tingginya bagi
Allah seru sekalian alam. Salam dan shalawat bagi junjungan kita, penghulu para
Nabi, Muhammad Saw beserta segenap para keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Saat ini kita dipenghujung tahun 1433 H dan akan
memasuki tahun 1434 H, Alhamdulilah kita akan merayakan tahun baru Hijiriyah.
Ketika kita memasuki tahun baru Hjiriyah
1 Muharam berarti kita memperingati hijrahnya Nabi Muhammad Saw
dari Mekah ke Madinah. Peringatan hijrah penuh makna bagi perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam mengumandangkan
kalimah “Laa illaha ilallah”. Ini momentum yang tepat ditengah kesibukan
dan dinamika kehidupan untuk merenung
kembali sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat untuk
mengevaluasi gerak perjuangan untuk menatap
hari esok yang lebih baik.
Saudaraku, mari kita buka sekilas kembali sirah Rasulullah Saw yang tidak pernah
lekang oleh panas dan tidak pernah lapuk oleh hujan. Bagi siapapun yang
mempelajari sejarah Rasul, akan memperoleh gambaran sejarah yang menakjubkan,
bagaimana beliau dan para sahabat mampu menundukan pesona duniawi dan
mengangkat nilai-nilai kemanusiaan hingga suatu tingkatan yang tidak pernah
disaksikan oleh lembaga sejarah manapun .
Peristiwa hijrah membuktikan tiada seorangpun yang
dapat menyerupai beliau dalam kesabaran menghadapi cobaaan, keteguhan memegang
prinsip-prinsip kebenaran, kemantapan hati dalam menghadapi goncangan dunia.
Peristiwa hijrah menorehkan sejarah bertinta emas bagi para pengikut setia
menguji tingkat keimanan dengan meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan jiwa demi persaksian “ Laa illaha
aillallah ”.
Para pengunjung, yang
dirahmati Allah. Betapa tidak trenyuhnya hati kita sebagai orang yang beriman bila kita
mengetahui sekelumit kisah :
- Ketika Abu Salamah sudah membulatkan tekad untuk hijrah ke Madinah,maka keluarga isterinya berkata kepadanya,” Ini adalah kepentingan dirimu sendiri tanpa mempedulikan kepentingan kami. Lalu apa pendapatmu tentang isterimu ? Abu Salamah dengan tekad yang kuat mengikut sertakan isterinya untuk berhijrah. Namun keluarga isterinya menyandera isteri dan anaknya maka berhijrahlah Abu Salamah seorang diri ke Madinah dengan meninggalkan isteri dan anaknya. Ummu Salamah bahkan mendapat cobaan yang lebih berat lagi yaitu ditinggal suami dan dan kehilangan anaknya karena disandera.
- Ketika Shuhaib hendak hijrah ke Madinah, orang-orang kafir Quraisy berkata kepadanya,” Dulu engkau datang kepada kami dalam keadaan hina dan melarat. Kini hartamu melimpah ruah dan kini engkau hendak pergi begitu saja memboyong hartamu. Demi Allah itu tidak akan terjadi. Shuaib berkata, “ Bagaimana menurut kalian, jika harta bendaku kuserahkan kepada kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi ? Baiklah kata mereka. Demikian Shuhaib tidak memperdulikan harta bendanya demi untuk hijrah. Tatkala Rasulullah Saw mendengar peristiwa ini maka beliau bersabda,” Shuhaib beruntung, Shuhaib beruntung,”
- Ketika Umar bin Al-Khaththab, Iyash bin Abi Rabi’ah dan Hisyam bin AL-Ashy berencana akan berhijrah. Umar dan Iyash dapat bertemu sedangkan Hisyam ditahan oleh orang Quraisy. Didalam perjalanan mereka bertemu Abu Jahal dan saudaranya Al-Harits dan mereka memperdayakan Iyash dengan mengatakan kepada Iyash ,” Bahwa ibumu bernadzar tidak akan menyisir rambutnya dan berteduh dari teriknya matahari sebelum dia melihatmu,” Mendengar nadzar itu Iyash merasa iba mendengar penuturan itu, meskipun Umar mengatakan itu hanya tipu daya. Iyash kembali kekota Makkah bukan ibunya yang ditemui tetapi siksaan dan hinaan kaum Quraisy lah yang ditemuinya. Lalu Abu Jahal dab Al-Harits berseru,” Wahai penduduk Makkah, berbuatlah terhadap orang-orang bodoh diantara kalian seperti yang kami perbuat saat ini.
Inilah
tiga kisah singkat
tentang apa yang dilakukan orang-orang Quraisy terhadap orang Muslim yang akan
berhijrah. Sekalipun begitu secara periodik orang-orang Muslim dapat berhijrah.
Lebih kurang dua bulan setelah Baiat Aqabah Kubra, tak seorangpun dari orang-orang
Mukmin yang tersisa di Makkah kecuali
Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Ali dan ada pula beberapa orang yang ditahan
orang Musyrik secara paksa di Makkah.
Perjalanan
hijrah Nabi sendiri bukanlah kehendak Nabi sendiri adalah perintah dan
ketentuan dari Allah yang kesemuanya mengandung makna yang mendalam yang tergores dalam surah-surah Al Qur’an dan
menjadi tuntunan sikap hidup. Didalam berbagai riwayat hijrah Nabi dimulai
dengan perintah hijrah, pengepungan rumah, meninggalkan rumah, berada di gua,
perjalanan ke Madinah dan membangun
masyarakat baru di Madinah. Hijrah Nabi menunjukan bahwa kesemuanya
dalam skenario Allah Swt, betapa tidak :
Ø Ketika
demikian kuatnya pengepungan kaum kafir terhadap kediamanNabi, namun dengan
idzin Allah Nabi keluar dari rumah dengan mudah. Allah berfirman, “ dalam surat Yasin ayat 9. “
Dan kami adakan
dihadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak melihat
.” (Qs Yasin : 9)
Ø
Ketika
Rasulullah dan Abu Bakar dikejar oleh kaum Quraisy ditambah
dengan pemberian motivasi diberikan hadiah kepada siapa yang dapat menangkap
hidup dan mati dengan seratus ekor unta.
Sebenarnya mereka telah telah mendekati mulut gua, tetapi Allah lebih berkuasa.
Saat itu Abu Bakar berkata,” wahai Nabi
Allah, andaikata mereka melongok pandangannya, tentu mereka melihat kita. Nabi
menjawab “ Diamlah wahai Abu Bakar. Dua orang dan ketiga adalah Allah. Dalam Al
Qur’an ternukil firman Nya.
“Jika
kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya,
(yaitu) ketika orang-orang kafir mengeluarkannya (dari Makkah), sedangkan dia
merupakan salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua,
diwaktu dia berkata kepada temannya : “ Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah bersama kita …”
(Qs : At Taubah : 40)
Saudaraku yang berbahagia. Jika kita ingin mengisahkan sejarah Nabi
khususnya tentang hijrah Nabi ruangan ini terlalu kecil namun paling tidak
bahwa kita menyadari benar bahwa
peristiwa hijrah adalah tonggak perkembangan Islam. Orang-orang yang telah mengikrarkan kalimah
Allah teruji kadar keimanannya dengan meninggalkan kampung halamannya,
keluarganya, hartanya untuk menuju ke
negeri baru yang telah ditetapkan oleh Allah yaitu Madinah.
Peringatan menyambut tahun baru hijrah bukan sekedar
upacara tetapi lebih dari itu, momentum
peringatan adalah menanyai diri sendiri bila kita diuji dengan tekanan yang
sama atau hampir sama apakah kita sanggup tetap menyebut “ Laa illaha ilallah
”. Relakan kebahagiaan kehidupan keluarga, harta benda
bahkan nyawa sekalipun hilang asal didalam jiwa tetap berkumandang ‘ Laa
illaha aillallah Muhammad Rosulullah’.
Alhamdulilah, saat ini tentunya tekanan terhadap kaum
Muslimin di sekitar kita bukan
seperti zaman Nabi. Tidak ada pemaksaan, tidak ada penyiksaan, tidak ada
blokade kita bebas melaksanakan amalan sesuai ikrar keimanan kita. Namun demikian kita menyadari tekanan berubah bentuk menjadi
tipu daya disangka kenikmatan tetapi malapetaka, disangka kebahagiaan tetapi
kehinaan. Dalam konteks seperti inilah semangat hijrah harus di wujudkan dalam
amalan nyata dengan didasari Iman yang
kuat
Pengunjung blog. saudaraku yang dikasihi Allah. Terus kobarkan
semangat hijrah, bukan hanya pada setiap pergantian tahun, tapi setiap sepanjang tahun. Selamat menyambut tahun baru Hijriyah, semoga hari esok lebih
baik dari hari ini dan hari ini lebih baik dari kemarin. Dan
pesan7menit kita akhiri dengan doa
Wahai Tuhan kami berikanlah
rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurna-kanlah bagi kami petunjuk yang
lurus dalam urusan kami (ini)".
Wallhu
‘alam bish shawab
Wassalamu’alaikum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar