Rabu, 10 Oktober 2012

CARA MENGGAPAI TAKWA (3) - MUJAHADAH




 MUJAHADAH
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saudaraku yang dirahmati dan diberkati Allah.
Alhamdulillah, itulah kata yang terbaik  untuk kita ucapkan, ketika hari ini kita masih terus dalam koridor ketakwaan. Kita kuatkan tekad untuk terus bertakwa dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Upaya untuk menggapai takwa adalah bermuhasabah mu’ahadah, mujahadah muqorabah dan mu’aqabah. Muhasabah dan mu’aqadah sudah lebih dahulu kita bahas dan kini kita membahas tentang
MUJAHADAH
Dalam kamus Arab-Indonesia  karangan Prof DR H Mahmud Yunus “mujahadah” dengan kata dasar jahadu dengan variannya berarti bersungguh-sungguh, berjuang, kepayahan, perjuangan.  Dari kata jihad itu  oleh ulama fiqh mengartikan sebagai pengerahan kemampuan dengan sungguh-sungguh untuk menggali dan memahami makna yang dikandung oleh Qur’an dan sunnah.  Dengan demikian dapat dikatakan  bahwa mujahadah adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt untuk menggapai takwa. Karena terkadang kita melaksanakan ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan, hanya menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, maka mujahadah atau penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan.

Saudaraku, perkembangan situasi kekinian terjadi pembusukan terhadap makna jihad, seakan-akan jihad adalah perbuatan kotor yang diberi cap teroris. Padahal sebaliknya jihad adalah perbuatan mulia dan sangat disukai oleh Allah dengan berjihad seorang muslim akan memperoleh kemenangan dan keberuntungan. Dengan berjihad yang benar dapat diukur ketakwaan seseorang.

Saudaraku para mujahidin,  jangan kuatir untuk menyatakan saya saat ini sedang berjihad dan niatkan dengan sungguh-sungguh saya akan berjihad dengan mengorbankan harta dan nyawa. Jangan takut disebut mujahidin dan jangan takut kita disebut teroris (umat Islam bukan teroris) Karena berjihad adalah perintah Allah, maka kita jawab “aku dengar dan aku laksanakan” Di dalam Al Qur’an akan ditemui kata jihad 3 X , kata berjihad 27 kali dan berjihadlah 6 X.   Allah Swt berfirman

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan BERJIHADLAH pada jalan-NYA agar supaya kamu sekalian mendapat keberuntungan.
(Qs Al  Maa-idah 35)

Ayat diatas adalah satu ayat tentang perintah berjihad, Allah Swt memerintahkan kepada orang beriman untuk bertakwa  dan berjihad untuk mendapat keberuntungan. Beriman, bertakwa dan berjihad merupakan rangkaian yang tidak terputus yang saling mengisi  untuk memperoleh keberuntungan baik didunia dan akhirat. Oleh karena itu bermujahadah / berjihad perlu dipahami secara benar dan kemudian dapat dilaksanakan secara benar pula. Jika dicermati secara keseluruhan ayat-ayat mengandung kata jihad maka cakupannya sangat luas. Dan itulah jalan kehidupan yang sedang kita jalani terus menerus berjihad apapun profesi kita., Seharusnya kita semuanya jangan ragu menyatakan kita sedang berjihad, dengan berjihadlah surga akan disediakan.   Allah swt berfirman

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. (Qs Ali Imran (3) : 142

     Saudaraku, demikian pernyataan Allah bahwa masuk surga tidaklah mudah dan perlu diuji, sehingga terukur mana yang layak  dan yang tidak layak. Bukankah kita penah mengikuti latihan / pendidikan untuk dinyatakan lulus maka perlu diuji dalam kriteria yang jelas. Kini terlihat nyata ukurannya, hanya orang yang bertakwa sajalah yang dimasukan surga. Oleh karena  untuk menjadi takwa orang harus diuji dalam kancah perjuangan selagi hayat dikandung badan dengan  berjihad.

Para ulama menyatakan  bahwa jihad itu dapat terbagi 4 bidang, yaitu :

Pertama,  Jihaadun Nafs (Jihad melawan hawa nafsu)

Setiap manusia pasti memiliki keinginan terhadap sesuatu, itulah yang kemudian disebut hawa nafsu. Manusia boleh saja memenuhi segala keinginannya selama keinginan itu tidak bertentangan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Namun ternyata begitu banyak manusia yang memenuhi segala keinginannya yang tidak benar tanpa kendali. Oleh karen itu di dalam Islam kita mengenal ada perintah jihad melawan hawa nafsu. Itu artinya kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak memiliki lagi keinginan terhadap sesuatu. Kenapa hawa nafsu itu perlu dikendalikan? Jawabannya, kalau hawa nafsu tidak dikendalikan, akan ada dampak negatif yang akan ditimbilkannya, di antaranya adalah sebagai berikut :


  • ·   Menyimpang dari kebenaran. Orang yang menuruti hawa nafsu cenderung menyimpang dari kebenaran baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, maupun keputusan dan kebijakan yang ditempuhnya. Nafsu ingin memiliki harta yang banyak, nafsu untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan telah membuat orang menghalalkan segala cara asal hawa nafsunya terpenuhi. 
  • Sesat dan menyesatkan manusia. Orang yang mengikuti hawa nafsu sering kali semakin asyik degan kesesatannya itu bahkan sampai tidak merasa berdosa lalu berusaha membenarkan kesesatan yang dilakukannya itu degan berbagai dalih.
  • ·  Melampaui Batas. Dalam banyak kasus orang yang menuruti hawa nafsu menunjukkan sikap dan melakukan tindakan yang melampaui batas-batas kewajaran.
  • Merusak Kehidupan, Rusaknya kehidupan manusia akan terjadi apabila mereka selalu menuruti hawa nafsunya baik kerusakan itu dari segi fisik maupun mental. Kehidupan rumah tangga, kehudupan berbangsa dan bernegara  juga dan hancur hancur manakala manusianya suka menuruti hawa nafsu.


Semua keadaan diatas sudah diperingatkan oleh Allah Swt dengan firman Nya
 
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?  (Qs Al Furqon (25) : 44)

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.. (Qs Shaad (38) : 26)

Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. (Qs Al  Qamar (54) : 3)

Jihad melawan hawa nafsu baru dapat dilaksanakan bila manusia mempunyai lmu yang cukup mengerti mana  yang haq dan mana yang bathil. Oleh karena itu proses ini   diawali dengan  mempelajari ilmu dan petunjuk, yaitu mempelajari agama yang haq berdasarkan Al Qur’an dan as Sunnah. Kemudian mampu mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya dengan bersungguh-sungguh.. Dan dilanjutkan dengan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya.  apabila dakwah ini tidak dilakukannya maka hal ini termasuk menyembunyikan ilmu maka ilmunya tidak akan bermanfaat dan tidak pula dapat menyelamatkannya dari adzab Allah. maka ia akan disanjung di sisi para Malaikat-Nya. Allah Swt berfirman,

Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. 
(Qs (13) Ar Rad : 37)

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
(Qs Al Jatsiyaah (45) : 18)

Kedua.  Jihaadus Syaithan (Jihad melawan syaitan)

Tidak mudah membedakan antara rayuan setan dan nafsu manusia. Oleh karena  itu kita harus berjihad untuk membentengi dari serangan syubhat dan keraguan yang dapat merusak iman. Kemudian berjihad membentengi dari serangan keinginan-keinginan yang merusak dan penuh syahwat. Ada beberapa pintu masuk syaitan yang perlu di waspadai 

  • Ambisi yang berkelebihan
  • Gemerlap duniawi
  • Merasa lebih dari orang lain (sombong)
  • Biasa membuat dosa kecil dan menganggap biasa.
  • Riya’ ingin selalu puji dalam semua kegiatan 

Untuk menghadapi  syaitan, Allah Swt memberi tuntunan  :

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Qs Al A’raaf (7) : 200-201)

Ketiga.  Jihaadul Kuffar wal Munafiqin


Berjihad menghadapi orang munafik dan orang kafir adalah  perintah Allah Swt .

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
(Qs At Taubah-(9) : 73)

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.
(Qs Al Furqon : 52)

Jihad menghadapi orang kafir dengan cara yang benar, paling tidak ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan.

  • Bila  kaum Muslimin atau negeri mereka diserang oleh orang-orang atau negara kafir. Dalam kondisi seperti ini, Allah SWT telah mewajibkan kaum Muslim untuk membalas tindakan penyerang dan mengusirnya dari tanah kaum Muslim. Al;lah Swt berfirman.


Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas..
(QS. Al Baqarah [2]: 190)

Dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi engkau semua seluruhnya pula dan ketahuilah bahwasanya Allah itu beserta orang-orang yang bertaqwa." ((Qs at-Taubah (9): 36)

  •  Bila ada sekelompok komunitas Muslim yang diperangi oleh orang-orang atau negara kafir. Kaum Muslim wajib menolong mereka. Sebab, kaum Muslim itu bersaudara, laksana satu tubuh. Karena itu, serangan atas sebagian kaum Muslim pada hakikatnya merupakan serangan terhadap seluruh kaum Muslim di seluruh dunia.


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Anfal [8]: 72)


  • Bila dakwah Islam dihadang oleh penguasa kafir dengan kekuatan fisik mereka. Dakwah adalah seruan pemikiran (fikriyah), non fisik. Manakala dihalangi secara fisik, wajib kaum Muslim berjihad untuk melindungi dakwah dan menghilangkan rintangan-rintangan fisik yang ada di hadapannya di bawah pimpinan Amirul Mukminin. Inilah yang disebut dengan jihad ofensif (hujûmî). Inilah pula yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para Sahabat setelah mereka berhasil mendirikan Daulah Islam di Madinah. Mereka tidak pernah berhenti berjihad dalam rangka menghilangkan halangan-halangan fisik demi tersebar luaskannya dakwah Islam dan demi tegaknya kalimat-kalimat Allah.


Dengan 3 hal diatas dihadapkan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini sebagai negeri muslim yang aman dan tidak dalam kondisi diserang musuh/orang kafir secara fisik maka belum berlaku hukum dan kewajiban jihad melawan orang kafir dan munafik Kewajiban jihad akan segera berlaku bila negeri kita ini diserang oleh musuh secara fisik.

Keempat, Jihadul Arbaab Zhulm wal Bida’ wal Munkaraat (Jihad melawan tokoh-tokoh yang Zhalim, pelaku bid’ah dan kemungkaran).


Jihad seperti inilah yang kita hadapi setiap hari menghadapi pemimpin yang zhalim, bukan saja dilingkungan pemerintahan saja tapi dalam semua lini kehidupan  misalnya  disektor ekonomi dimana para majikan memeras karyawannya dengan memberi upah yang kecil tetapi sebaliknya dipihak majikan mengeduk keuntungan yang sebesar-besarnya.  Sejarah perjalanan  hidup manusia membuktikan para pemimpin yang zhalim pasti hancur dari zaman Fir’un sampai saat ini. Maka ada satu pernyataan yang selalu di ucapkan raja adil disembah dan raja zalim di sanggah. Allah swt berfirman.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(Qs Ali Imran (3) : 104)

Disamping menghadapi pemimpin yang zalim, juga  yang harus dihadapi kemungkaran dan tidak kurang bahayanya adalah masalah takhyul, bid’ah dan khurafat.(biasa disebut penyakit TBC. OLeh karena itu setiap muslim harus berjihad sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimiliki Rasulullah Saw yang bersabda : “ Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika belum sanggup maka dengan lisannya dan jika masih juga belum sanggup maka dengan hatinya. Namun demikian itu adalah selemah-lemah iman (HR Muslim).

Saudaraku, mari kita ber mujahadah / bersungguh-sungguh agar selalu bertakwa kepada Allah, hendaknya takut hanya kepada Allah. Bersegera menyambut seruan al-Haq dan panggilan hidayah dalam rangka meluruskan perkara-perkara yang bengkok pada diri kaum muslimin agar kita dapat memperbaiki kerusakan urusan umat dalam aspek hukum, berhukum, perangai, aqidah, mu’amalah dan hubungan dengan orang-orang diluar mereka.  Kita tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi mari kita selamat keluarga kita, masyarakat  dan bangsa kita. Semoga derajat di tinggikan oleh Allah Swt

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
 (Qs At Taubah (9) : 20)

Inna nasrullahi qariib
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Wallahu  ‘alam bish shawab

1 komentar:

  1. Ya Allah...
    aku hilang dalam mencarimu
    makin bertambah kesesatanku
    Ya Allah...
    tunjukilah aku jalan yang lurus
    jalan yang membawa ke syurgaMu
    jalan yang Engkau redhai
    Ya Allah...
    rintihan ini
    dari seorang hamba yang tak punya apa

    BalasHapus