Muhasabah
Bismillaahirrahmanirrahiim
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saudaraku yang dirahmati Allah.
Sampai detik ini para da’i, para khatib, para ulama terus mengajak kita untuk bertakwa.. Perintah
untuk bertakwa adalah perintah Allah yang tidak bisa ditawar-tawar atau ditangguhkan, Allah swt memperingatkan kepada orang beriman
. . . . . . .. . . dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.(Qs Ali Imran : 102).
. . . . . . .. . . dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.(Qs Ali Imran : 102).
Saudaraku, selagi nyawa masih dikandung badan mari kita terus meningkatkan ketakwaan.
Jangan lengah sebab Allah Swt memanggil kita secara rahasia yang kita tidak
tahu tempat dan waktunya bahkan sebab kematian kematianpun tidak kita ketahui. Kalau kita dapat memelihara ketakwaan maka nilai yang paling
tinggi akan kita dapati, antara lain :
1.
Semua amalan kita diterima oleh Allah Swt, karena setiap
amalan dengan landasan takwa maka seluruh amalannya diterima oleh Allah
Swt.
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa". (Qs Al Maidah : 27)
2. Allah swt menjanjikan
orang yang bertakwa masuk surga. Ini adalah tujuan akhir dari orang yang takwa
merupakan buah yang termanis dari segala bentuk amalannya. Allah Swt berfirman : ‘
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(Qs Ali Imran :133)
3.
Selamat dari neraka. Allah akan menyelamatkan orang
yang bertakwa dihari akhirat dan Allah
mengampuni dosa-dosanya dijanjikan Allah dalam firmanNya : “
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan
orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Qs Maryam : 72)
Oleh karena itu setiap muslim harus berusaha menggapai takwa, karena
takwa adalah sarana untuk mencapai surga yang penuh kenikmatan . Untuk
menggapai takwa hampir tiap ulama mempunyai kiat mungkin ada yang sama tetapi
bukan tidak mungkin ada cara-cara khusus. Semua tidak ada yang salah selama
jalan yang ditempuh memenuhi sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah. Para ulama
menyatakan setidaknya ada lima jalan yang patut kita renungkan menggapai
ketakwaan. Jalan-jalan itu adalah:
1.
Muhasabah. Yaitu evaluasi
diri dan meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap
sesuatu yang terjadi dalam diri kita.
2. Mu’ahadah. Yaitu mengingat-ingat kembali janji yang pernah kita katakan. Semakin
sering kita mengingat janji, insya Allah kita akan senantiasa menapaki
kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan.
3.
Mujahadah. Adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt, mujahadah atau penuh
kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan disamping
muhasabah dan mu’ahadah.
4.
Muraqabah. Adalah
senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Inilah diantara pilar ketakwaan yang
harus dimiliki setiap kali kita mengawali suatu kegiaan dan menutup kegiatan
tersebut.
5. Mu’aqobah. Artinya, mencoba
memberi sanksi kepada diri manakala diri melakukan sebuah kekhilafan,
memberikan teguran dan sanksi kepada diri kalau diri melakukan kesalahan.
Saudaraku, pada kali mari kita menguraikan sedikit tentang “MUHASABAH” Allah
swt berfirman, |
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs Al Hasyr : 18)
Memeriksa diri sendiri
merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan ketakwaan. Jika seorang
muslim merasa dirinya telah beriman dan kemudian merasa dirinya lebih taqwa
dari muslim lainnya. Atau barangkali merasa ketakwaannya sudah memberi cukup
bekal untuk menghadap Allah di hari akhirat. Jika hal ini telah terbersit didalam hati maka hal ini
menujukan terjadinya suatu tingkat degradasi ketaqwaan. Allah Swt berfirman
dalam Al Qur’an :
maka
janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa. (Qs An Najm : 32)
Firman Allah Swt mengingatkan kita selalu mawas diri jangan
menyatakan kita terbaik apalagi menyatakan suci. Salah satu sifat terpuji
menurut agama mana pun adalah mau mengakui kesalahan sendiri yang terlanjur
dilakukan. Orang bijak berkata : “ Orang
berakal itu adalah bukannya yang pandai mencari-cari akal untuk membenarkan
kejelekannya setelah ia terjatuh di dalamnya, tetapi orang yang berakal itu
adalah orang yang pandai menggunakan akalnya untuk mengakali kejelekan agar dirinya tidak terjatuh kedalamnya.”
Telah menjadi suatu sifat bagi manusia bahwa manusia itu lemah
dan selalu berbuat kesalahan / kekeliruan, oleh karena itu memeriksa diri adalah
menjadi penting bahkan keharusan dalam
upaya meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah Swt. Tiap muslim harus berani
menghitung dirinya sendiri sebelum dihitung oleh Allah Swt. Bila kita ber’itikaf dimasjid maka sejumlah
pertanyaan dapat disusun apakah kegiatan seharian kita sudah sesuai dengan
tuntunan Allah. Apakah ibadah wajib yang kita lakukan setiap hari sudah
dilakukan sebaik mungkin atau hanya sekedar memenuhi kewajiban. Dan tidak kalah
pentingnya apakah rezeki yang kita peroleh dengan cara yang benar dan
dibelanjakan dengan cara yang benar pula. Hal yang terberat dalam menjawab
pertanyaan sendiri keberanian untuk jujur dan mengakui kesalahan.
Untuk memantapkan perenungan
dalam upaya memeriksa diri mari kita camkan sabda Rasulullah Saw : Pada hari kiamat nanti, tidak dapat bergeser
kaki seseorang sehingga ia ditanya mengenai empat perkara :
1)
Tentang umurnya, dalam hal apa ia
habiskan.
2)
Tentang masa mudanya, untuk apa ia
gunakan.
3)
Tentang hartanya, dari mana ia dapatkan
dan kemana ia belanjakan.
4)
Tentang ilmunya, sejauh mana ia
amalkan.
Abu Darda r.a seorang
sahabat nabi Muhammmad Saw berkata : Paling aku takuti adalah pertanyaan yang
akan ditanyakan kepadaku pada hari pengadilan nanti di depan seluruh manusia,
yaitu ‘ Apakah kamu mengamalkan
ilmu-ilmu yang kamu miliki ?
Pertanyaan-pertanyaan
diatas pasti akan muncul diakhirat oleh karena itu sebaiknya dijawab seka-rang
dalam upaya memeriksa diri sehingga kita dapat memperbarui iman dan dalam upaya
meningkat ketakwaan orang takwa.
Saudaraku, untuk
bermuhasabah biasanya kita lakukan setahun sekali menjelang pergantian tahun.
Tetapi para sahabat selalu bermuhasabah setiap hari ketika menjelang tidur
beliau menanyakan dirinya sendiri tentang lidahnya, dan berbagai hal yang
dilakukan pada hari itu, sehingga imannya perpelihara dan selalu terbaharui.
Saudaraku, bahwa perjalanan kehidupan di dunia penuh
dinamika mengakibatkan setiap hari manusia
selalu bergumul antara kebaikan dan kemaksiatan baik disadari atau
tidak. Bila kemaksiatan yang mendominasi
maka kehidupan ibarat sebagai kain yang rusak. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa
Rasulullah Saw bersabda, Iman itu akan rusak sebagaimana kain menjadi rusak.
Untuk itu berdoalah kepada Allah agar Dia selalu memperbaharui imanmu. Maksud menjadi rusak adalah karena perbuatan
dosa, kekuatan iman atau nur iman menjadi lemah. Berkenaan dengan hal ini,
sebuah hadits menyatakan bahwa apabila seseorang berbuat dosa, di hatinya akan
muncul noda hitam dan kemudian melekat di hati mereka. Jika ia bertaubat dengan
sungguh-sungguh, noda tersebut akan hilang. Jika ia melakukan dosa untuk kedua
kalinya, noda hitam yang kedua pun akan melekat dihatinya. Jika dosa itu
dilakukan secara terus menerus hatinya akan menjadi hitam pekat seperti karat,
sebagaimana firman Allah Swt.
Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat
mendengar (Qs Al A’Raaf:100)
Rasululah Saw memberi
tuntunan untuk memperbaharui iman dalam sebuah hadits. dari Abu Hurairah ra, katanya
Rasulullah Saw bersabda “ Perbaharuilah
imanmu ’Para sahabat bertanya,” ya Rasulullah bagaimanakah caranya memperbaharui
iman kami? jawab beliau saw. Hendaklah kalian memperbanyak ucapan Laa ilaha
illallah “
Saudaraku ini, bermuhasabah adalah salah satu cara
menggapi takwa, maka mulai hari kita bermuhasabah insya Allah ketakwaan kita akan
terpelihara terus menaik-menaik hingga kita bertemu dengan kekasih kita yaitu ‘ALLAH”
Mari kita berdo’a
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKAL HUDAA WATTUQO
WAL’AFAAFA WAL GHINA
Ya Allah saya memohon petunjuk,
tambahan takwa, terpeliharanya kehormatan diri dan kekayaan kepada Mu Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar